Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Kamis, 27 September 2012

Sekilas Konsep



Kita semua pasti pernah mendengar kata ‘Konsep’ yang kalau didefinisikan oleh Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda)

Terlepas dari arti secara definitif, konsep merupakan ‘ruh’ dari suatu aktivitas yang secara komprehensif akan menentukan sukses tidaknya sebuah kegiatan, target, program yang menjadi keinginan suatu institusi atau individu. Yang perlu diingat adalah bahwa konsep hanyalah embrio, tunas, awal bukannya akhir dari sesuatu dan bukan penentu sebuah outpu yang ingin dicapai, dalam artian sebagus apapun konsep kalau hanya berhenti ditingkatan pemikiran, ide, gagasan tanpa adanya pelaksanaan bisa kita bilang ‘omong kosong’ belaka.
Konsep seperti halnya kita adalah sesuatu yang bersifat ‘sosial’ yang membutuhkan elemen lain sebagai pelengkap atau secara gamblangnya konsep tidak bisa berdiri sendiri untuk menghasilkan ‘sesuatu’ yang aktual. Dalam beberapa langkah ilmiah dikenal adanya rangkaian PDCA (Plan, Do, Check, Action), atau PAOC (Plan, Action, Organizing, Control). Disini kita lihat bahwa konsep/plan hanyalah rangkaian awal dari suatu mata rantai kegiatan yang tidak bersifat individual, tetapi menempati posisi yang elegan karena tanpa konsep suatu kegiatan tidak akan terlaksana, kalaupun terlaksana akan terkesan acakadul.
Mengapa konsep terkadang tidak berjalan sesuai rencana ???

Yang perlu diperhatikan adalah
1.      Possible Doing
Konsep merupakan ide/gagasan kita secara pribadi maupun ada team khusus yang merancangnya, ketika mengambil study kasus di lapangan konsep terasa aktual dan mengena khususnya berkaitan dengan kelancaran aktivitas di lapangan. Tetapi dalam beberapa hal konsep hanya mengacu pada ‘keinginan’ beberapa orang atau management atau pimpinan suatu institusi sehingga ketika diilustrasikan sangat sulit untuk dilaksanakan, bahkan konsep tersebut bukan merupakan sebuah prorotype perbaikan tetapi lebih merupakan imajinasi parsial yang mustahil untuk dilaksanakan. Jadi konsep bukan hanya sekedar ‘perfect’ secara teori namun juga ‘possible doing’.

2.      Empati
Mengapa konsep itu harus dijalankan ??? apakah memang untuk kepentingan bersama, merupakan analisa dari permasalahan lapangan, atau hanya sekedar mengejar ‘target program’. Mau tidak mau konsep yang responsible adalah yang berkait langsung dengan emosi, kepentingan, kemajuan dari pelaksananya yang hasilnya langsung bisa dilihat dan dinikmati di lapangan.

3.      Complete
Konsep bukan hanya sederetan kalimat yang utopis dan impossible yang terkesan parsial, tetapi juga harus dilengkapi dengan latar belakang kelahirannya disertai data pendukungnya, apa targetnya, siapa pelaksananya, dimana tempatnya, berapa anggarannya dll. Bukan terkesan sebagai muatan dari pikiran yang melintas dan asal-asalan, tetapi menggambarkan validitas aktual. Jadi dengan melihat konsep kita langsung terbayang isi dan hasilnya serta kemanfaatan yang bisa diperoleh.

4.      Who
Siapa yang akan melaksanakan, ini kadang juga luput dari perhatian kita. Jika sang pembuat konsep merupakan sosok yang smart, cerdas, kualitas perfect tentu akan menghasilkan ide yang ‘high’ dengan bahasa dan acuan yang dipastikan jempolan. Perlu diingat bahwa pembuat konsep terjkadang bukanlah pelaksana, ketika konsep selesai kemudian disosialisasikan di lapangan untuk ‘segera’ dilaksanakan. Di tahapan ini pelaksana tidak semua paham bahasa konsep dari sang pembuat konsep, dan ketika hal itu terjadi terjemahan konsep akan berbeda dengan bahasa pelaksanaan di lapangan, untuk itu konsep harus membumi, gampang dicerna dan dipahami olek pelaksana dan bahkan kadang membutuhka penerjemah di lapangan.

Demikianlan uraian sederhana yang terlintas dari benak yang kadang perlu dievaluasi ini mengenai konsep dan pendukungnya. Kadang konseptor merasa telah selesai ketika konsep selesai, itu perlu dikoreksi karena konseptor harus tetap ada dari tahap sosialisasi dan terus berkoordinasi dengan pelaksana sampai tahapan selesai dan evaluasi. Konseptor bukan jabatan paling elit, eksklusif  dan bukan akhir dari segalanya untuk menentukan kegiatan selesai dengan selesainya konsep  tetapi baru langkah kecil sebagai lompatan langkah yang lebih besar, walaupun harus kita akui tidak semua orang bisa membuat konsep yang baik. 

Jenuh.....Boring



Jenuh, bosan, boring, capek, malas merupakan satu kesatuan kalimat untuk mengungkapan sesuatu yang sangat tidak mengenakkan bagi siapapun yang menjalaninya. Setiap kita pasti pernah mengalami hal ini yang biasanya merupakan akumulasi dari hal yang sama dalam waktu yang lama, minim perubahan, atau karena situasi yang membuat kita tertekan sementara kita tidak bisa melakukan apa-apa. Jenuh itu tidak enak, tidak gaul dan tidak baik untuk kesehatan. Apakah jenuh terjadi karena terlalu lama beraktivitas dan tidak ada perubahan???
Disini saya mencoba menyumbangkan ide mengapa kejenuhan terjadi (menurut saya):
1.    Tidak ada aktivitas.
     Tidak ada aktivitas, menganggur merupakan hal ajaib pemicu kejenuhan, kejenuhan yang timbul justru karena kita menginginkan aktivitas. Itulah kenapa menunggu merupakan pekerjaan yang sangat membosankan, dan kejenuhan yang muncul di tahapan ini kalau kita tidak bisa mencarikan jalan secara bijak bisa membangkitkan kegiatan-kegiatan yang menjurus kepada hal negatif jika kita berkumpul dengan orang yang sama pula.
2.    Terlalu banyak aktivitas yang monoton.
     Berbeda dengan penyebab point 1, kejenuhan yang diakibatkan di sini karena aktivitas banyak tetapi tidak ada perubahan, selalu mengerjakan hal yang sama dalam jangka waktu yang lama. Di beberapa perusahaan/institusi pemerintah hal ini disiasati dengan adanya rolling, selain untuk melakukan penyegaran juga untuk menghindari kejenuhan yang timbul. Kejenuhan semacam ini bisa mengakibatkan penurunan kinerja, hasil yang tidak maksimal dan yang paling fatal bisa menular ke pekerja yang lain.
3.    Pekerjaan yang terlalu sulit/terlalu mudah.
     Pekerjaan atau aktivitas yang terlalu mudah juga sangat memungkinkan memicu naiknya tingkat kejenuhan, karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan tantangan. Selain itu pekerjaan yang terlalu sulit sangat memungkinkan timbulnya rasa putus asa bagi seseorang karena tidak bisa menyelesaikannya. Perasaan putus asa yang berkepanjangan akan menimbulkan rasa malas dan akhirnya menimbulkan kejenuhan akut. Untuk itu dalam lapangan pekerjaan fungsi dari managemen adalah menakar kemampuan karyawannya sehingga pekerjaan yang dibebankan proporsional, setara dengan kemampuan dan keahlian yang bersangkutan.
4.    Ada Pilihan Lain.
     Logikanya ketika kita mempunyai pilihan lain yang lebih menyenangkan dan menjanjikan secara otomatis akan menghasilkan reaksi tubuh yang memberikan penolakan kepada yang lama. Pilihan baru membuat kita merubah pola pandangan kita ke yang lama sehingga akan terlihat menjadi membosankan, menjenuhkan, dan kurang cocok lagi dengan kita.
5.    Tidak ada tujuan yang pasti
     Pemikiran yang terakhir mengenai sebab kemunculan kejenuhan adalah tidak ada tujuan yang pasti tentang segala sesuatu yang kita kerjakan, kita lakukan ataupun kita tekuni selama ini. Setiap orang butuh kepastian, kejelasan mengenai semua hal...ketika itu tidak dapat ditemukan maka yang muncul adalah kejenuhan.

Bagaimanapun kejenuhan sama seperti layaknya sifat kita yang lain seperti senang, suka, duka, sedih, gembira dan lain-lain. Pada dasarnya kita lah yang harusnya memahami keadaan, situasi, dan kondisi kita sendiri, demikian juga dalam menyikapi suasana hati kita. Kondisi tertekan, tidak berdaya, sangat bosan, tidak berdaya, tidak tahu harus melakukan apa yang menimbulkan potensi kejenuhan harus dipikirakan secara matang, jangan sampai karena jenuh sesaat kita mengorbankan masa depan anak kita.
Hanya karena kesalahpahaman dengan atasan/teman kerja yang membuat kita merasa bosan dan jenuh, kita mengambil jalan pintas dengan mengorbankan aktivitas sehari-hari/pekerjaan. Karena pada dasarnya sejenuh apapun pekerjaan/aktivitas kita sekarang, sebosan apapun kita dengan lingkungan kerja dan semua yang ada didalamnya, masih lebih jenuh dan membosankan ketika kita terpaksa harus menganggur....

Rabu, 26 September 2012

OMG...Sulit Dipercaya



Sore yang cerah dengan sedikit awan mendung menggelayut, anaku berlari kecil di depan rumah sambil berteriak, “yah mia yam”...sambil menunjuk penjual mie ayam keliling yang sedang lewat. Aku menoleh dan tersenyum, “ya tapi jangan kebanyakan” sambil menyuruh istriku mengambilkan mangkuk. Aku mendekat ke arah penjual mie ayam dan memperhatikan dia yang sedang sibuk memproduksi mie ayam pesanan kami.
Setelah selesai dan dibayar semua penjual mie ayam tersebut membuka lacinya, aku heran di lacinya terdapat batas yang rupanya berfungsi memisahkan simpanan uang menjadi beberapa bagian dan penjual mie ayam tadi memisahkan beberapa helai uang pembayaran ke dalam tempat berbeda. “Kok dipisahkan begitu pak ?” kataku keheranan, penjual mie ayam tadi tersenyum “iya pak supaya uangnya tidak tercampur”. “Tercampur bagaimana pak?” tanyaku semakin heran. “Bapak kan tidak mempunyai hasil yang banyak, makanya dipisahkan menjadi 3, 1 buat kebutuhan sehari-hari, yang ke-2 buat kebutuhan anak sekolah, yang ke-3 buat lain-lain” katanya menerangkan. “buat lain-lain misalnya apa pak?”. Yah begini-begini kan bapak pengen bisa bersedekah, syukur-syukur bisa mewujudkan impian naik haji, makanya setiap hari ditabung mudah-mudahan Alloh mengijinkan, mari pak saya keliling lagi”.
Aku terdiam bahkan tidak sempat menjawab penjual mie ayam tadi, dalam hati merasakan sesuatu yang menyesakkan dada bercampur dengan rasa malu. Ya Tuhan pelajaran apa yang Kau berikan kepadaku lewat penjual mie ayam.....
Kalau dihitung2 penjual mie ayam tadi rata2 memperoleh penghasilan sekitar 30 ribu dan masih mampu menyisihkan buat Naik Haji ??? Sedangkan aku dan mungkin orang-orang lain yang mempunyai penghasilan lebih tinggi selalu merasa kurang dan kurang, boro-boro naik haji untuk menutup kebutuhan dan menyisihkan sebagian pendapatan untuk bersedekah saja mikir seribu kali.
Coba kalau ‘dipaksakan’ dan diniati bersedekah 1000 saja setiap beberapa hari pastinya bisa, wong pulsa saja mampu, listrik tiap bulan bisa, jajan untuk anak selalu disiapkan masa bersedekah tidak mampu, selalu merasa masih ‘miskin’, berkeluh kesah lewat doa... Mungkin itu yang mau disampaikan Tuhan dengan cara yang lebih bijaksana dan sangat menyentuh hati. Oh My God, please forgive me, sindiranMu benar-benar telak 100% mugnkin kalau diibaratkan tinju sekali pukul langsung KO..
Hari ini Tuhan memberikan pelajaran berharga mengenai rasa syukur atas yang sudah diperoleh, mengajarkan untuk menabung dan pandai menyisihkan penghasilan kita untuk berbagi dengan orang lain yang lebih membutuhkan. Sekaligus memberikan teguran atas segala keluhan yang aku sampaikan kepadaNya...Mudah-mudahan ke depan bisa lebih bisa memperbaiki diri........ 

Selasa, 25 September 2012

Ngga Punya Waktu Lagi



....’Sana dulu main sama kakakmu, ayah/ibu masih capek.....’
Pernah mengatakan kata tersebut kepada anak kita???? Rasanya itu bukan perkataan yang jarang kita ucapkan, terlalu sering malah.
Saat kita baru pulang dari tempat kerja dengan rasa capek, penat, letih, haus, lapar, bahkan mungkin masih terbawa ‘rasa tidak enak’ ditempat kerja, sesampainya di rumah anak kita (yang masih kecil) berlari memanggil nama kita dengan wajah ceria, senang karena seharian tidak melihat orang tuanya, dengan harapan orang tuanya menyisihkan sedikit waktu dari kita untuk bermain dan menemaninya.

Tetapi apa yang kita berikan sebagai balasannya, dengan wajah merengut, raut muka sinis, yang keluar dari mulut kita adalah kata yang tidak terduga sama sekali...’Ayah/Ibu  capek sekali, sana main sama kakak/adik/simbok dulu.....’ Kadang anak kita tidak menggubris kata-kata kita dan tetap berjalan mengikuti langkah kita ke dalam kamar dengan harapan kita mau menemaninya sebentar saja....kira-kira apa yang kita lakukan, dengan suara yang menggelegar karena jengkel perkataan kita tidak dipatuhi “ Ga dengar apa tadi ayah/Ibu bilang apa, sana keluar dulu !!!

Jika sudah demikian mungkin kita tidak memperhatikan apa yang terjadi dengan anak kita yang hatinya hancur, linangan air mata yang tak kuasa ditahan, merasa tidak dipedulikan orang tuanya, dan dalam waktu yang panjang jangan salahkan jika mereka tidak betah di rumah, lebih percaya dengan teman, berani kepada orang tua, bahkan terjerumus dalam pergaulan yang tidak benar.

Mungkin kesalahan anak tidak mau mengerti kondisi orang tua yang capek bekerja seharian, tetapi apakah anak harus mengerti hal itu dan ikut menanggung beban kita. Anak hanya tahu seharian orang tuanya tidak bisa menemaninya dan dia ingin ‘menagihkan’ hal itu ketika kita pulang, dengan mengajak kita bermain anak ingin mempedulikan kita dengan caranya sendiri, menunjukkan kerinduan dan kecintaannya dengan cara yang berbeda. Dan kita menganggapnya itu suatu dosa besar layaknya anak kita sudah mengambil semua waktu kita untuk bersamanya.

Berapa sih waktu yang kita luangkan untuk keluarga kita, untuk suami/istri tercinta, untuk anak-anak kita, bahkan untuk kita sendiri ????. Jika kita menghitung alokasi waktu kita (asumsi kita sebagai pekerja/kerja di lingkungan swasta), rata-rata Jam Kerja Normal 7 jam ditambah istirahat setengah sampai 1 jam, perjalanan pulang pergi berkisar 1 jam, total 9 jam di tempat kerja. Saya yakin perhitungan ini bukan yang terbesar terutama teman-teman yang bekerja di kota besar tak jarang harus berangkat jam 5 pagi  pulang jam 7 malam. Katakanlah 12 jam kita habiskan di luar rumah, entah urusan pekerjaan atau urusan pribadi lain, dengan sisa waktu yang tersedia dikurangi jatah tidur sekitar 5 jam maka sisa waktu kita 24 – (12 + 7) = 5 jam.

Coba kita kalkulasi lagi dari waktu yang 5 jam tersebut berapa untuk kita rileks, berbincang dengan istri, dan meluangkan waktu untuk menemani anak kita, bahkan sisa waktu tersebut kadang kita gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan kantor.
Adakah kita sudah mempunyai plan dan menyisihkan waktu yang tersisa dalam 24 jam untuk keluarga kita ?????

Jangan biarkan anak kita melewati masa perkembangannya tanpa kehadiran kita, jangan sampai tingkah dan perilaku anak kita lebih banyak pengaruhi/produk dari pengasuh, media televisi, teman dan faktor lain yang membuat kita menjadi ‘orang asing’ bagi buah hati dan keluarga kita......

Emang Kalau Telat kenapa....


Nenekku adalah perempuan tua yang bersahaja dan sederhana, namun sangat ketat dan cerewet dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan agama. Kebiasaannya yang hingga saat ini masih melekat erat di benakku adalah setiap pagi jam 5 semua dibangunkan terutama cucu pertamanya (aku) yang terkenal paling males bangun pagi. Hmmm... paling menjengkelkan kalau pagi yang dingin dibangunkan untuk sholat....Hingga suatu saat karena sangat susah dibangunkan beliau mengajak ngobrol denganku, 'koe kue nek diomongi aja ngeyel, nek sholat aja tukang telat...(kamu kalau dibilangi jangan susah, kalau sholat jangan suka terlambat..)' dan bla bla bla sederet kalimat petuah yang membosankan. Dengan cuek aku bertanya, memang kalau telat sholat kenapa ?.......

Nenek hanya tersenyum, 'nek telat sholat, Gusti Alloh telat menehi rejeki, dongamu telat di bales, piye (kalau telat sholat, Tuhan juga telat memberi rejeki, doamu terlambat dibalas, bagaimana... Saat itu aku hanya manggut-manggut tidak jelas asal ceramah nenek cepat berakhir.
Sekarang jawaban itu muncul lagi di kepalaku....
Benarkah ?????
Tapi kalau dipikir-pikir memang masuk akal juga sih, kita telat melaksanakan perintah, telat juga dapat haknya.

Kalau kita hitung2 memang bukan hanya sekali kita telat atau bahkan sengaja menelatkan diri untuk menjalankan beribadah, entah karena pekerjaan, acara sinetron lagi nanggung, males ke kamar mandi lah, atau bahkan ada yang telat karena kasihan yang mencatat pahala capek kalau semua tepat waktu :p Tuhan memang tidak bermasalah dan kita juga tidak merasa bersalah wong tidak ada konsekuensi yang secara langsung kita tanggung.

Semuanya akan terungkap ketika kita sedang dalam masa kesulitan, hutang melilit, usaha merosot, anak sakit2an.....coba kita renungkan, kurang apa kita setiap hari beribadah, berdoa minta kesehatan, keselamatan, rezeki berlimpah, hidup tenang, tapi kok kita mengalami hal yang tidak enak tersebut seolah2 kita orang yang tidak pernah beribadah dan berdoa kepada Tuhan. 

Mungkin ketika sedang meratap, menangis atas segala kesulitan & kesusahan dan bahkan mungkin mempertanyakan kepada Tuhan dimana balasannya segala keikhlasan kita beribadah dan memohon setiap hari....Nun jauh disana Tuhan hanya tersenyum simpul, kalau dalam bahasa kita mungkin jawabannya begini 'suruh beribadah telat terus, maaf balasan doa dan permintaanmu telat.........' Untung hanya telat dikasih rejeki, kalau nafas kita telat beraktivitas .......
Itulah kita, Manusia..... yang sering menyepelekan segala sesuatu, mengharapkan orang lain mau mengerti dan memahami kita, tetapi kita kurang bisa memahami orang lain.....

Senin, 24 September 2012

Pola Pikir Belajar...Bekerja...



Pengertian dan Konsepsi Dasar Pola Pikir

Berpikir pada dasarnya adalah suatu proses mental. Misalnya kita berpikir saat mendapatkan penugasan dari pimpinan, maka Anda akan memikirkan mana yang sebaiknya dikerjakan lebih dahulu. Salah satu contoh lainnya, bila Anda memiliki sejumlah uang dalam jumlah tertentu dari gaji Anda, maka Anda akan memikirkan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang sebaiknya diutamakan dan kebutuhan mana yang dapat dipenuhi kemudian. Hal ini merupakan suatu bentuk proses berpikir. Berpikir adalah kegiatan mental yang melibatkan kinerja otak. Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.

(http://id.shvoong.com/how-to/careers/2198693-pengertian-dan-konsepsi-dasar-pola/#ixzz27P2IrC4h)


Kita melihat banyak orang terpengaruh pada berbagai macam pola pikir. Pola pikir dapat pula mempengaruhi orang yang "non-verbal". Pola pikir adalah kecenderungan manusiawi yang dinamis, ia dapat mempengaruhi siapa saja; ia dapat membantu kita, dapat pula merugikan kita yang seperti kebanyakan dapat pula mengembangkan pola pikir/ persepsi yang dapat bermanfaat ataupun merugikan mereka sendiri. Untuk dapat membaca pola pikir seseorang, kita tidak selalu memerlukan bahasa verbal. Ada yang namanya bahasa perilaku. Tanpa disadari lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri.
Tahapan dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap yang merupakan cara/upaya yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan pola pikir yang diyakininya. Dari pola sikap yang tergambak secara sosial dan individu itulah kita bisa melakukan analisa bagaimana pola pikir seseorang.

Pola Pikir Belajar dan bekerja

Dari beberapa pandangan dan konsep yang tersirat di lapangan sering kita menafsirkan bahwa ada pemisahan/penyempitan makna antara belajar dan bekerja, dimana keduanya dianggap berbeda dan sulit untuk disatukan. James Patrick Chaplin dalam Dictionary of Psychology: 1985. Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
Secara terminologi definisi bekerja adalah Aktivitas yang menjadi sarana bagi manusia untuk menciptakan eksistensi dirinya menjadi lebih berarti.

Jika kita cermati dua pengertian di atas secara bijak maka belajar lebih difokuskan ke arah perubahan tingkah laku dan respon. Kita lebih memaknai belajar dari beberapa perlakuan/latihan khusus yang notabene diartikan secara sempit dengan sekolah, institusi perguruan tinggi dan sederet ruang kecil dengan tembok dan belenggu norma di dalamnya. padahal secara luas belajar tidak bisa dibatasi dengan sepetak tanah atau jejalan pemikiran dari beberapa ahli melalui guru atau dosen. 
Berangkat dari definisi tersebut pula kita bisa mengubah mindset belajar keluar dari pakem dengan belajar teori dan praktek, dimana praktek tidak didefinisikan sebagai salah satu mata kuliah dari belajar tetapi perluasan eksistensi pemikiran dengan mencobakan di tempat lain yang secara langsung berinteraksi dengan masyarakat, yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan bekerja.

Cobalah mengubah pola pikir kita yang mengkondisikan bahwa belajar itu berbeda dengan bekerja. Belajar itu hanya ada di institusi pendidikan. Belajar hanya diperoleh di diklat-diklat, seminar, workshop, dan sebagainya. Tapi, bekerja itu mencari nafkah, mencari beberapa lembar rupiah. Jika sudah begitu, ilmu itu hanya akan berakhir pada titel, pada lembaran-lembaran skripsi maupun tugas akhir. Bekerja pun pada akhirnya akan menjadi suatu rutinitas yang lebih banyak membosankannya, membuahkan banyak keluhan, kreativitas kita semakin terbunuh. Pernahkan kita berpikir bahwa bekerja juga termasuk belajar? Bukan sekedar berusaha mengais lembar-lembar rupiah, tapi juga mengamalkan ilmu agar lebih bermanfaat. Bekerja juga belajar beradaptasi, mengelola diri ketika berhadapan dengan beragam manusia. Bekerja juga belajar mengelola hidup di dunia agar membawa kita lebih dekat dengan kehidupan ukhrawi

Namun perlu diingat bahwa sangat tidak dianjurkan jika ilmu digunakan sebagai alat pemuas dunia. Ketika ilmu hanya difokuskan untuk mencari lembaran-lembaran rupiah maka keberkahannya menjadi berkurang. Ilmu itu tidak lagi mampu menyinari ruang qalbu manusia yang mengejar harta dengan perantaraan ilmu.

…bahwa ilmu bukanlah senjata pamungkas untuk mengejar harta dunia…

Minggu, 23 September 2012

Masihkah Koperasi ????


Masihkah Koperasi Menjadi Soko Guru Perekonomian Indonesia ???
Pertanyaan klasik yang sampai sekarang belum terlihat jawabannya, menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dikatakan bahwa KOPERASI adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Secara teori koperasi harusnya mempunyai peran vital dalam membangun perekonomian Indonesia, mempunyai posisi yang kuat dan menjadi inspirasi fundamental di negara ini dan bukan hanya numpang nama sebagai badan usaha yang terlalu banyak merepoti pemerintah. Karena (konon katanya)  banyak kredit program yang diterima KOPERASI (utamanya KUD) raib diselewengkan pengelolanya.

Bapak yang dikenal dengan Bapak koperasi Indonesia Bung Hatta Koperasi mendefinisikan secaa sederhana bahwa koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan Koperasi. Jadi secara mudahnya koperasi adalah bergabungnya sekumpulan orang orang yang ingin bertahan dari gempuran pemodal2 besar dengan mendirikan lembaga perekonomian sendiri dengan modal bersama dan dinikmati bersama.

Koperasi adalah suatu lembaga sosial-ekonomi "untuk menolong diri sendiri secara bersama-sama" yang apabila diformalkan (dilembagakan) akan menjadi badan usaha bersama, yang lazim kita sebut sebagai Koperasi. Koperasi sering disebut sebagai "kumpulan orang". Namun tidak berarti di dalam koperasi uang tidak penting, di dalam koperasi manusialah yang diutamakan, setiap orang (anggota) dihormati harkat martabatnya secara sama (individualita), artinya sepenuhnya partisipatif – emansipatif dalam prinsip "satu orang satu suara" (one man one vote). Sedang PT sering disebut sebagai "kumpulan uang", karena di dalam PT modal uanglah yang penting dan diutamakan, dalam wujudnya "Satu saham satu suara" (one share one vote). http://kompasnewsupdates.blogspot.com/

Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang kecenderungan menengah kebawah lebih dominan, seharusnya koperasi menjadi senjata andalan dalam upaya perimbangan persaingan dengan modal kelas atas, apalagi pemerintah mempunyai visi misi untuk memajukan Koperasi...tapi mengapa Koperasi seperti mati suri, berjuang di pinggiran, ditumpangi konflik kepentingan dan kurang populer...
1. Produk
    Produk yang selama ini ditawarkan koperasi sangat terbatas, varian yang paling populer adalah simpan  pinjam, itupun bukan menjadi produk  koperasi yang kompetitif yang bisa bersaing di pasar apalagi dengan suku bunga bank yang tinggi membuat koperasi sulit berkembang dan margin yang semakin tipis sehingga harus menaikan bunga jika ingin eksis. Produk yang sedang coba dikembangkan di beberapa koperasi dengan memasuki wilayah ritel masih sangat terbatas dan cenderung berjalan di tempat karena konsep pengelolaan cenderung masih sangat kekeluargaan.
2. Harga
    Kalau kita mau jujur membandingkan faktor price/harga harus kita akui kalau keengganan masyarakat untuk berbelanja di koperasi dengan alasan 'lebih mahal' bukanlah alasan yang mengada-ada. bagaimanapun masyarakat pembeli adalah konsumen yang membandingkan harga dengan tempat lain dan cenderung akan bertransaksi di tempat yang lebih murah. 
3. Lokasi
    Ungkapan bahwa lokasi sangat strategis dalam pemasaran nampaknya kurang diminati Koperasi, terbukti beberapa ranah ritel koperasi belum berani keluar dari 'kandang'. hampir semua koperasi di indonesia menempatkan usahanya di dalam induk koperasinya dengan alasan 'usaha ritelnya merupakan pelayanan  anggota' Dampak secara langsung koperasi menjadi wilayah eksklusif yang hanya  diperuntukkan special untuk anggota sedangkan masyarakat sangat tidak familier dengan koperasi. 
4. Promisi
    Lemahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi tidak lepas dari 'dosa pemerintah' sebagai institusi negara yang menaungi koperasi sebagai prototype 'soko guru perekonomian rakyat'. Mungkin benar sosialisasi gencar dilaksanakan lewat media massa, media televisi, namun hanya sekedar itu, peran sosialisasi dalam wujud pelaksanaan di lapangan masih sangat kurang dan minim sehingga keberadaan koperasi hanya sekedar numpang lewat dalam arena pertempuran perekonomian Indonesia.

Dengan manajemen yang masih 'kurang profesional' baik dari tingkat pendidikan personalnya, maupun manajemen pengelolaannya sehingga tidak jarang koperasi bangkrut dan kolaps karena faktor ini. Itupun masih ditambah dengan tingginya tingkat penggelapan dana yang kerap kita dengar, karena pemerintah sangat memanjakan koperasi. Dengan kondisi kontrol pelaksanaan belum stabil koperasi banyak dibantu lewat 'Dana Segar' tanpa pengawasan, sifatnya tidak wajib dikembalikan sehingga koperasi menjadi 'manja' dan tidak akan pernah mandiri.

Itulah (mungkin) beberapa indikasi yang menyebabkan Koperasi Tercinta kita masih belum mampu bergeliat, masih dibutuhkan uluran tangan dan pemikiran serta bersama sama menjadi pelaksanaan di lapangan untuk mewujudkan mimpi koperasi yang modern, un date dan diperhitungkan secara ekonomi dan sosial.

Capek Jadi Orang Baik


‘Aku capek sekali jadi orang baik...’itulah sepenggal kata yang diungkapkan seorang teman ketika dalam kondisi tertekan dan tidak tahu harus berbuat apa. Segala kebaikan yang diperbuat dirasa hanyalah sia-sia, teman yang dipercaya mengkhianatinya, menelikung dari belakang, ibarat kata benar-benar menjadi musuh dalam selimut. Dia menambahkan bahwa dari kecil didik untuk selalu menghargai orang, memperlakukan sesama dengan segala kebaikan yang dia punya dan dia bisa. Tidak boleh bertindak semaunya, menyakiti orang, egois, bermusuhan dengan orang, harus mempunyai teman sebanyak-banyaknya.
Semua dilakukan dengan patuh dengan segenap hati, pikiran dan tingkah lakunya, jadilah ia orang yang terstigma secara sosial sebagai ‘orang baik’. Ternyata dibalik semuanya ia merasa iri dengan teman-temannya yang bertindak semaunya, tidak harus mengekang hawa nafsunya, menikmati masa muda dengan variasi kenakalan masa muda dan tantangan untuk mencoba hal yang baru tanpa takut norma, aturan dan agama.
Aku hanya tercenung, ‘benarkah demikian?’... benarkah jadi orang yang selalu baik ternyata sangat menyakiti perasaan sendiri...... Yang pasti karena aku merasa bukan orang baik tidak ada yang bisa kusarankan, hanya jadi pendengan yang baik dan mencoba mencerna ulang keluhan tadi.
Betulkah demikian...????
Dalam sebuah kesempatan kucoba membuka dunia maya dan mencari beberapa pengakuan orang-orang yang bertranformasi dari ‘orang jahat’ menjadi orang normal kebanyakan. Ternyata mereka menuliskan pengalamannya mengaku capek menjadi personal yang secara sosial kurang diterima di masyarakat karena embel-embel dan stigma ‘orang tidak baik’.
Yang baik merasa capek dan pengen merasakan jadi ‘jahat’, sementara yang ‘jahat’ dimata sosial juga capek  dan pengen jadi ‘orang baik’
Menurut aku sih perbuatan kita baik ataupun buruk ibarat ‘investasi jangka panjang’ ibarat orang menanam pohon tidak mungkin berbuah saat itu juga, masih ada yang namanya ‘hukum karma’, ‘ongkos sosial’ dan lain sebagainya yang sampai sekarang dipercaya ‘benar’. Yah dinikmati saja kehidupan ini, pilihan hidup sumonggo kerso terserah kita, hidup untuk dinikmati baik oleh kita maupun keturunan kita kelak.....yang menilai masyarakat, sosial. Paling tidak kita punya teman yang selalu berada di sisi kita, pasangan hidup yang bisa mengarungi bahtera rumah tangga bersama dalam suka dan duka, anak yang bisa dibanggakan, dan lingkungan sosial/tetangga yang baik.... :p

Sabtu, 22 September 2012

Ada Apa dengan Rukun Islam


Beberapa tahun yang lalu setiap pagi aktivitas rutin sebelum berangkat kerja adalah mengantar istri, setelah itu mengantar buah hati di penitipan. Penitipan anak yang sekaligus PAUD sederhana di suatu lokasi perumahan tersebut cukup ramai, senang rasanya melihat generasi muda calon masa depan bangsa ini antusias mengikuti pendidikan disitu. Sampai suatu saat nyanyian anak-anak tentang Rukun Islam membuat hatiku tersentuh.dan mengingatkan kembali ke masa kecil yang lingkungannya masih kental dengan nuansa agama.
Iseng kuingat2 lagi Rukun Islam tersebut dan mencoba membuat analisa hikmah apa yang ingin ditunjukkanNya. Analisa sederhana dan terbatas ini hanyalah apa yang muncul dengan mengingat kembali Rukun Islam tersebut.
1.      Membaca Kalimat Syahadat – Komitmen – Dampak Individu
2.      Shalat 5 Waktu – Management Waktu – Dampak Individu
3.      Melaksanakan Ibadah Puasa – Management Nafsu – Dampak Individu
4.      Zakat Fitrah – Konstruksi Sosial – Dampak Komunal
5.      Melaksanakan Haji – Management Finacial – Dampak Komunal
Ternyata hasilnya menurutku Luar Biasa, betapa Tuhan telah mengajarkan kita bagaimana tahapan/grade yang harus kita lalui sebelum bersosialisasi dengan orang lain. Dengan mempunyai berkomitment berarti mendidik kita menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Tahapan berikutnya mengajarkan kita pentingnya management waktu, membagi waktu yang 24 jam untuk berbagai kegiatan tanpa harus melupakan sedikit waktu untuk ‘kencan’dengan Sang Pencipta, dengan kata lain kita diajarkan untuk tetap fokus walaupun banyak aktivitas yang kita lalui.
Mengendalikan nafsu, tahapan berikutnya yang tentunya merupakan elemen penting dalam membangun mentalitas pribadi kita, menahan segala keinginan yang selama ini menghantui kehidupan, membangun kesadaran internal dan mengajak kita memperhitungkan setiap perbuatan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan segala sesuatunya. Dan tentunya tahap 1 – 3 secara tersirat mengajarkan kita bertanggung jawab atas segala perbuatan kita langsung terhadapNya berbuat tanpa harus diawasi siapapun.
Kesiapan kita mendidik diri sendiri belum cukup untuk mengkonstruk kita menjadi Kafilah di muka bumi ini, masih ada ujian yang kita lalui yaitu bagaimana kita bersosialisasi, peduli terhadap sesama saudara kita yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita yang secara simbolis diwujudkan dengan zakat dan juga mengingatkan kita bahwa yang kita miliki sebagian milik orang lain. Dan tahapan terakhir dari rukun islam mengajarkan untuk tetap menjadi pribadi yang taat, menyisihkan harta kita berangkat ke tanah suci. Sepulangnya dari sana masih ada ujian mengalahkan ego dan beban sosial yang tidak sedikit, panggilan Pak/Bu Haji merupakan symbol dan ujian apakah kita cukup mampu menjadi contoh, tauladan dan Imam bagi masyarakat dalam lingkungan sosial.

Jumat, 21 September 2012

Membuat Perubahan Menjadi Keharusan


Berubah ??? Perubahan ???
Coba Anda bayangkan kalau sekonyong2 kita mengatakan "Anda harus merubah caranya..." kepada seseorang yang telah mendalami pekerjaan selama bertahun2 dengan metode yang lama tanpa alasan yang jelas. Reaksi penolakan merupakan  jawaban yang hampir pasti kita dapatkan, meskipun Anda atasannya.
Mengapa perlu perubahan ????
Beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya perubahan :
1. Metode baru yang lebih effektif dan effisien. (Faktor Metode)
2.Lingkungan yang berubah. (Faktor Lingkungan)
3. Subyek dan obyek pelaksana yang berbeda.(Faktor Manusia)
4. Kebijakan Politis suatu perusahaan/institusi.(Faktor Struktural/Politis)
5. Pelaku pasar yang menginginkan perubahan. (Faktor Lain)

Yang kemudian menjadi rumit karena perubahan menuntut percepatan adaptasi dari metode lama ke metode baru, dan percepatan stabilisasi pelaksanaan. untuk unit yang banyak bersinggungan dengan mesin/peralatan yang kita butuhkan hanya perubahan program/setelan/system (Cukup diserahkan ke teknisi/yang berkompeten di bidangnya maka semuanya selesai). 
Tetapi bagaimana dengan perubahan yang menyangkut SDM/Manusia/Personal ???
Metode yang telah dilakukan dalam waktu yang lama dan dengan pola yang sama, selalu berulang dan terus berulang akan menghujam jauh ke alam bawah sadar, meyakinkan bahwa itu yang terbaik dan akhirnya membentuk kesadaran baru, budaya baru dan perilaku absolut. Secara teori hal itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk membongkar dan meyakinkan bahwa metode baru lebih baik dari metode  lama.
Untuk itu kita perlu membuat suatu kebijakan strategis dengan 3 alternatif pola pendekatan:
1. Pendekatan Kultural (sosialisasi personal, continuitas informasi informal..)
2. Pendekatan Struktural (keputusan formal, SK Perusahaan)
3. Pendekatan Reward dan Punishment/Pendekatan Militer (pemanggilan, teguran, SP)

3 pendekatan tadi bisa dilakukan bertahap jika pendekatan pertama gagal, dilanjutkan dengan pendekatan berikutnya, atau dilakukan secara bersamaan. Memang selalu ada hambatan/penolakan dengan bermacam dalih dan (bahkan) dasar hukum, terkadang menimbulkan dilema di kalangan management itu sendiri..tetapi bukankah "Kebijakan suatu institusi hukumnya WAJIB dijalankan dan dipatuhi bagi orang2 yang bernaung di dalamnya????....."

Mitos Keuangan (Cuplikan Sederhana)


Metode terbaik untuk meningkatkan stabilitas keuangan seseorang adalah untuk melakukan evaluasi menyeluruh dari investasi dan tabungan mereka. Ini adalah metode saja, dimana seseorang dapat melacak penghasilan yang berlaku dan bagaimana cara menyimpan ke substansial dari situ. Jika misalnya, Anda pernah menghadapi kerumitan keuangan atau masalah yang berkaitan dengan nilai kredit Anda, maka ini saatnya Anda harus melihat keuangan pribadi Anda. Anda dapat memperbaiki masalah atau membuat hal sempurna, yang Anda temui di masa lalu dan memiliki keuangan yang stabil sekarang. Pengalaman masa lalu adalah contoh sempurna bagi stabilitas masa depan. Ada banyak cara untuk memperbaiki masalah masa lalu, tapi Anda harus tetap memahami fakta, sebelum Anda mulai untuk memperbaiki apa pun. Mengetahui bagaimana cara menyimpan dan bagaimana mengeluarkan uang secukupnya adalah yang paling penting, dan karena itu menjadi penting untuk mengetahui kebenaran tentang mitos yang paling umum pada keuangan pribadi.
Sementara masalah ini berkaitan dengan penghematan, banyak yang berpendapat dan kenyataannya menyarankan ini, Anda harus selalu menyisihkan sebagian dari penghasilan Anda dalam bentuk saham, modal dan dana bersama. Lakukan ini, hanya jika Anda merasa bahwa ini akan sesuai dalam rencana keuangan Anda. Masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda sehubungan dengan investasi atau menyimpan kekayaan mereka, tetapi harus sesuai dengan tujuan keuangan terbaik mereka di akhir. Anda dapat menyimpan dalam banyak dalam bentuk apapun, di setiap jenis rekening, asalkan Anda mendapatkan yang cukup dari jumlah deposit, dalam bentuk bunga atau lebih.
Mitos umum kedua, di antara orang-orang adalah, mereka merasa lebih baik untuk membeli rumah, apartemen atau rumah daripada menyewa. Tentu saja, ini benar pada beberapa situasi, di mana adalah lebih baik untuk membeli bukan untuk menyewa, tapi situasi dan kasus bervariasi dari satu orang ke orang lain. Apa yang mungkin tampak benar dan tepat untuk seseorang mungkin tidak ideal untuk orang lain! Berdasarkan kejadian terakhir, jika Anda telah menghadapi tekanan keuangan kredit buruk, maka lebih baik bagi Anda untuk menyewa rumah bukan membelinya.
Ketika Anda membeli rumah baru, ini kembali menjadi kredit baru untuk Anda, selain dari yang sudah ada. Sehingga dalam hal, jika Anda sudah mempunyai beberapa pinjaman keuangan, maka disarankan untuk tidak membeli rumah dan memaksimalkan pinjaman Anda. Pembelian rumah dengan nilai kredit yang buruk hanya akan meningkatkan bunga bulanan Anda. Pada situasi ini lebih baik untuk menyewa rumah untuk nilai yang lebih rendah dan menyelamatkan uang lebih itu untuk membersihkan pinjaman Anda yang masih ada.
Menutup kartu kredit yang ada akan membantu nilai kredit Anda dan dengan demikian akan mencegah Anda dari mengambil utang. Ini benar, bahwa jika anda tidak memiliki kartu kredit, ini akan membantu Anda untuk menjauhkan diri dari segala macam utang yang terkait dengan kartu kredit, jelas, bahwa jika kita memiliki kartu kredit, kita cenderung untuk membeli hampir apa saja setiap saat, bahkan tanpa berpikir dua kali, dengan cara ini kita menciptakan kewajiban keuangan yang lebih. Tapi, tetap saja jika Anda menutup kartu tersebut, mungkin Anda menemukan kesulitan di masa depan. Alih-alih menutup kartu tersebut, lebih baik Anda membayar jumlah tertentu per bulan, dan sekali pinjaman kartu Anda bebas, jangan membuat yang baru dengan itu. Dengan memegang kartu tersebut, Anda bisa mengajar diri sendiri, bagaimana menggunakannya dengan tepat dan jelas dari pinjaman dan ketika itu tumbuh.
Mitos populer berikutnya adalah bahwa orang mengatakan, Anda tidak akan mendapatkan pinjaman segar, jika anda sudah memiliki pinjaman lama atau Anda memiliki skor kredit yang buruk. Tapi benar-benar berbicara ada pinjaman yang diberikan secara eksklusif untuk pemegang nilai buruk. Mendapatkan keuangan pribadi seperti itu, akan membantu Anda untuk menghapus utang masa lalu dan benar-benar akan bekerja untuk merekonstruksi nilai Anda. Banyak orang yang menghadapi masalah keuangan, lebih memilih untuk mengambil pinjaman pribadi, sehingga untuk membersihkan kredit yang berlaku beberapa diakumulasikan oleh mereka, ini sebenarnya dianggap lebih baik, karena mereka akan harus membuat hanya satu pembayaran di masa depan bukan beragam pinjaman.
Biasanya orang merasa bahwa, mereka akan menghemat uang di masa ketika mereka bisa mendapatkan lebih, tapi ingat tidak ada jaminan masa depan. Hal ini sebenarnya benar bahwa beberapa dari perusahaan broker bersikeras untuk mengadakan sejumlah minimum untuk berinvestasi di reksa dana, atau membuka rekening baru, dalam kasusnya mereka tidak memiliki salah satu tersebut. Realitas dalam hal ini adalah bahwa mudah untuk memulai investasi dan mulai menabung dari tahap awal itu sendiri.
Rekening tabungan online tampaknya sebuah anugerah dalam hal ini, karena rekening bank tradisional memberikan suku bunga rendah, sedangkan, rekening tabungan online menawarkan tingkat kompetitif berdasarkan situasi pasar yang berlaku. Jika seseorang dapat melihat grafik, maka akan tampak jelas bahwa tingkat yang disediakan oleh mereka telah meningkat secara drastis sejak awal. Dan begitu, Anda berada dalam posisi untuk berinvestasi di reksa dana dan saham, Anda dapat mentransfer tabungan dari rekening online Anda ke account broker segar.
Banyak mitos bahwa pasar saham adalah tanking, dan mereka merasa lebih baik untuk menjual saham mereka dan kepemilikan, sebelum situasinya menjadi intens. Saat pasar mata uang turun, Anda benar-benar harus menempatkan uang Anda di pasar. Dengan cara ini Anda dapat melakukan perjalanan keluar dan secara bertahap menjual dengan jumlah menguntungkan. Banyak profesional mempertimbangkan penurunan pasar sebagai penjualan dan mengambil keuntungan dari situasi ini, hanya untuk berakhir dalam membeli investasi berharga, yang menghadapi suatu masalah yang sementara.
Mitos umum berikutnya adalah bahwa kebangkrutan pribadi berarti kehilangan semua yang Anda punya. Untuk menyatakan sebaliknya, kepailitan dirancang untuk melindungi seseorang dari kehilangan semua barang berharga mereka dan pada saat yang sama untuk menemukan cara untuk membersihkan semua hutang yang berlaku. Ada sejumlah banyak konsultan dan pengacara kebangkrutan yang akan memberikan Anda informasi sehingga pada akhirnya Anda tidak akan kehilangan semua aset berharga Anda.
http://id.wikitapi.com/

Kamis, 20 September 2012

Tidak Butuh (hanya) Pintar kalau (Pendidikan) Mahal

Tidak butuh orang pintar ???? Pendidikan Mahal.......
            Sebagian orang akan mengeryitkan dahinya, suatu pernyataan yang aneh dan bertolak belakang dengan keinginan sebagian orang yang ingin pintar atau anaknya pintar. 'Ingin Pintar ' dibidik secara lihai oleh beberapa orang yang berkecimpung di dunia bisnis dan itulah salah satu faktor yang membidani lahirnya sekolah atau lembaga pendidikan dengan standar Nasional bahkan (katanya) internasional.
           Keberadaan Sekolah Mahal ini didukung dengan infrastruktur pendidikan di Negara indonesia tercinta ini yang terkesan 'kurang kasih sayang' baik dari segi kualitas pendidik maupun infrastruktur pendukung, selain itu stigma yang sengaja diciptakan lewat media dan pola pikir yang akhirnya menjadikan Ego Sosial. Sekolah Mahal lebih baik, Sekolah Mahal memperbaiki Citra dan Status Sosial dan sederet iming2 kekuatan sosial.........Ego sosial itu terus ditanamkan secara kontinue, menembus alam bawah sadar dan secara global menjadi keyakinan Pada akhirnya bukan Kepintara inti dari keinginan di sekolah, tetapi sadarkah kita kalau akhirnya anak kita disekolahkan di sebuah ruang yang sangat ketat persaingan sosialnya.
Kisah selanjutnya kita akan melihat anak SD berangkat ke sekolah terbiasa diantar mobil, membawa peralatan komunikasi/gadget/Hp yang terbilang Wah, level perbincangan seputar gaya hidup menengah keatas, tampilan up to date dengan sepatu bermerek, tas, dan asesoris lain yang tidak murah....dan kalau tidak segera disikapi secara bijak oleh keluarganya akan tercetaklah generasi yang malas, terbiasa dilayani, ogah hidup susah.
                Memang susah, pilihan sekolah yang 'biasa' saja juga tidak kalah mengerikan, kualitas pendidikan yang minimalis, pergaulan yang ambigu dan multi perspektif, little2 money....
Bingung tidak ada pilihan???
Tidak...pasti selalu ada pilihan.
           Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa untuk membangun sebuah bangsa, bangunlah indidunya, keluarganya dan lingkungannya....semoga kita bisa menerapkan Mulai dari Kita dan Keluarga Kita pentingnya Mencari Ilmu, Bukan Mencari Harga Diri, Status Sosial, dan Mencari Harta....
(Kalau boleh memilih lembaga pendidikan yang murah, kontrol sosial tinggi, orientasi tinggi pada kualitas pendidikan yang memadai/saint oriented, pendidik yang menikmati profesi sebagai pahlawan mulia pencetak generasi bangsa)  Adakah......

Mana Mungkin (tidak) Menilai Orang..



....Bagaimana kita menilai orang lain, begitulah diri kita.......mungkin itu kira2 yang sering didengungkan orang tua sebelum kita. Dalam tradisi Jawa disebutkan naliko nunjuk wong liyo, siji ngarah liyo, papat nang awake dhewe (ketika kita menunjuk orang lain 1 jari telunjuk ke orang lain sedangkan 4 jari lainnya mengarah ke kita). Maknanya  kurang lebih supaya kita selalu berkaca sebelum melakukan penilaian, pengklaiman, stigma, penuduhan dan lainnya, jangan2 semua itu hanya keputusan yang terburu2 dan sangat subyektif.

Secara alamiah kita memang akan menilai berdasarkan pengalaman kita, misalkan kita punya kebiasaan ketika marah kita menjewer telinga anak kita, suatu saat anak tetangga kita sedang bermain di rumah kita dan nakal secara otomatis kita akan berkata "Jangan nakal nanti dijewer lho.." begitu juga jika suatu saat kita  disuruh menebak rumah yang kita belum pernah tahu bentuknya, yang terlintas di benak kita dipastikan bentuk rumah kita, atau yang pernah kita lihat sebelumnya....

So.. bagaimana sebaiknya kita dalam menilai orang lain......

Menurut nabi Muhammad (sudut pandang agamis) ada 3 Langkah Cara Menilai, dengan kata lain jangan melakukan penilaian kepada seseorang sebelum melakukan hal Ini:
  1. Menginap di rumahnya
  2. Melakukan Perjalanan dengannya
  3. Bermuamalah (Melakukan transaksi keuangan) dengannya
Kenapa 3 hal tersebut ??? karena ketika kita melakukan 3 hal tadi kita akan melihat wujud asli/sifat asal orang tersebut, dan secara alamiah tabiat orang akan keluar ketika melakukan 3 hal tersebut.

Ada yang unik dalam menilai orang di Negeri Sakura, konon disana cara menilai orang dengan melihat golongan darahnya. mereka percaya penilaian berdasarkan golongan darah lebih akurat dibanding pertimbangan fisik dan kedekatan lain

Golongan darah A

1. Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.
2. Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yangtegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
3. Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
4. Mereka berusaha membuat diri mereka se wajar dan ideal mungkin.
5. Mereke bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
6. mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya.
7. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber’temperamen’ sama.

Golongan darah B

1. Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.
2. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
3. Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang di kerjakannya.
4. Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang ain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
5. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda denganyang ada didalam diri mereka.
6. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.

Golongan darah O

1. Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
2. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atauorang untuk curhat (tempat mengadu).
3. Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untukorang lain.
4. Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, “loved by all”. Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya sendiri tentang berbagai hal.
5. Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru.
6. Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apayang mereka lihat dari TV.
7. Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini dicintai..

Golongan darah AB


1. Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yangsensitif, lembut.
2. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.
3. Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya.
4. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
5. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.
6. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka....

Rabu, 19 September 2012

Sudah Masuk kriteria (Koperasi) Modern ?????



Kriteria dan Definisi Koperasi Modern Indonesiah

  • Sudah menggunakan IT untuk mendukung bisnisnya sehingga dapat memonitor, mengevaluasi dan melakukan pendataan secara akurat dan up to date.
  • Pelaku bisnis Koperasi dapat melaksanakan bisnisnya secara cepat, akurat dan reliable.
  • Pelaku bisnis Koperasi dapat melakukan e-business dan terhubung dengan e-commerce sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Program Koperasi Modern akan dimulai tahun 2012 dengan melibatkan Kementrian Koperasi & UKM, Dinas Koperasi & UKM Propinsi, Kabupaten, Kota, para stake holder Koperasi serta PT TELKOM.

Tujuan & Manfaat
Tujuan :
  1. Memberikan sentuhan Teknologi Informasi kepada Koperasi. 
  2. Mengarahkan Koperasi untuk beralih dari sistem pembukuan manual kepada sistem akuntansi digital dan terintegrasi. 
  3. Merangsang Koperasi untuk mampu melakukan e-business. Meningkatkan kinerja bisnis Koperasi dan kemampuan dalam melayani kebutuhan anggota.Meningkatkan daya saing Koperasi.
Manfaat :
Bagi Koperasi :
  1. Meningkatkan kinerja bisnis terutama pengelolaan administrasi.
  2. Mampu melayani anggota dengan lebih baik.
  3. Mengoptimalkan peluang usaha baru memanfaatkan e-business.
  4. Mengintensifkan interaksi dengan instansi pembina, sesama koperasi dan stake-holder lainnya.
Bagi Pembina Koperasi :
  1. Memudahkan komunikasi dan koordinasi dengan Koperasi.
  2. Memudahkan monitoring dan pembinaan.

Target dan Sasaran

Target :
Menumbuhkan 100.000 Koperasi Modern di seluruh Indonesia hingga tahun 2014. 
Sasaran :
Koperasi yang dipilih sesuai kriteria secara selektif.

Penetapan target 100.000 Koperasi Modern hingga 2014 dilakukan secara bertahap berdasarkan skala prioritas dan mencakup seluruh provinsi Indonesia. Jumlah Koperasi di masing-masing provinsi dilakukan secara proporsional dengan memperhatikan potensi wilayah  (infrastruktur), jumlah serta kualitas Koperasi di masing-masing Provinsi.

Pemilihan Koperasi peserta Program dilakukan secara selektif dengan pendekatan :
  • Koperasi aktif (Prioritas Koperasi Simpan Pinjam)
  • Memiliki piranti keras komputer (support untuk aplikasi on-line)
  • Banyaknya jumlah anggota sebagai pasar potensial bagi bisnis transaksional koperasi.koperasi.
  • Volume usaha dan SHU (sebagai alat ukur kesiapan koperasi menjalani e-business)

Sembilan Misteri Sains Yang Belum Bisa Terpecahkan


London, U.K. - Walaupun peradaban manusia dan ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat, namun beberapa beberapa hal masih menyisakan pertanyaan dan teka-teki.
Berikut ini adalah misteri-misteri dikompilasi oleh situs LiveSience, yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan oleh ‘pisau bedah’ ilmu pengetahuan murni.
9. Apa yang terjadi saat  gempa bumi terjadi?
Hingga kini manusia masih belum mengetahui apa yang terjadi ketika gempa bumi berlangsung. Padahal gempa bumi terjadi di dalam perut planet bumi, tepat di bawah kaki kita sendiri.
Hingga kini para pakar hanya bisa menjelaskan dari mana gempa bersumber dan patahan apa yang terlibat dalam peristiwa gempa tersebut, atau mungkin hanya memprediksi sampai kapan gempa susulan akan berlangsung.
Namun sampai kini mereka tak bisa secara pasti menjelaskan apa yang terjadi di dalam bumi ketika gempa berlangsung. Sifat dan perilaku kekuatan yang membuat patahan-patahan terus bergerak hingga kemudian akhirnya terjadi gempa hingga kini masih menjadi misteri. “Masalah pergeseran pada gempa adalah salah satu hal yang paling dasar dari semua ilmu tentang kebumian.
Namun itu masih menjadi cerita misteri yang berusia 30 tahun, yang belum terpecahkan,” ujar Tom Heaton, seorang pakar geofisika dari Caltech.
8. Siapa Anda?
Kesadaran alamiah yang dimiliki manusia selama ini, masih membingungkan bagi para psikolog dan ilmuwan di bidang kognitif. Bagian dari jawaban pertanyaan mendasar di atas ada yang menjawab dengan sederhana: sesuatu yang memicu kita melakukan sesuatu, sudah menyatu dengan jaringan syaraf manusia.
Walaupun kita mengira bahwa apa yang kita lakukan adalah kehendak bebas, namun setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia juga dipengaruhi oleh proses tak sadar dan lingkungan sekitar. Dan, bagaimana kita membuat sebuah keputusan secara sadar sehingga membuat manusia memiliki akal selain jiwa? Nah ini yang masih menjadi misteri.
7. Bagaimana kehidupan bisa terjadi di bumi?
Manusia telah menemukan bukti-bukti awal tentang adanya kehidupan kuman sederhana di bumi sejak sekitar 3 miliar tahun yang lalu.
Namun, bagaimana kemudian kejadian awal dari kehidupan mahluk lain di bumi, hingga kini belum diketahui.
“Banyak teori dari asal kehidupan yang ditawarkan, namun sangat sulit untuk diterima dan dibuktikannya.” kata Diana Northup, Cave Biologist dari University of New Mexico.
6. Bagaimana otak bekerja?
Hingga kini, belum ada yang bisa menjelaskan bagaimana otak manusia bekerja.
Dengan miliaran neuron dan masing-masing neuron memiliki ribuan koneksi, otak memang sangat sulit untuk diteliti.
“Kita semua berfikir bahwa kita bisa memahami otak kita, setidaknya melalui pengalaman kita sendiri.
Padahal, pengalaman subyektif kita adalah panduan yang minim untuk menentukan bagaimana otak bekerja,” ujar Scott Huettel, pakar dari Center for Cognitive Neuroscience dari Duke University.
Hingga kini peneliti belum bisa menentukan bagaimana neuron-neuron membentuk jaringan fungsional  ketika manusia sedang belajar, mengingat, atau melakukan aktivitas lainnya, termasuk saat melihat, mendengar, bergerak, atau saat tengah dimabuk cinta.
5. Di mana bagian alam semesta lainnya?
Manusia memiliki banyak keterbatasan saat hendak meneliti alam semesta. “Itu disebut juga sisi kelam dari alam semesta,” kata Michael Turner, seorang pakar kosmologi dari University of Chicago.
Menurut dia misteri terbesar dari alam semesta adalah materi gelap dan energi gelap.
Walaupun para peneliti berusaha keras untuk mengeksplorasi hingga ke luar angkasa yang terjauh dan ke perut bumi yang terdalam, namun, diperkirakan baru 4 persen dari materi dan energi yang ditemukan. Sementara 96 persen lainnya masih belum bisa diketahui.
4. Apa yang menyebabkan gravitasi?
Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh manusia.
Gravitas tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Para teoretisi meyakini gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi.
“Gravitasi sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model standar,” kata Mark Jackson, pakar fisika teori dari Fermilab di Illinois AS.”Saat Anda mengerjakan perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yang ngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja,” kata dia.
3. Benarkah ada Teori Segalanya?
Para pakar biasanya memiliki standar model yang cukup baik untuk mendefinisikan segala sesuatu di alam semesta hingga ke bagian partikel terkecil, mulai dari magnetisme hingga ke atom-atom yang menyusunnya dan bagaimana mereka bisa tetap stabil.
Model standar ini memandang partikel-partikel menjadi titik-titik yang sangat kecil, yang beberapa di antaranya mengandung gaya dasar.
Hanya saja, kelemahan dari model standar tadi, adalah kegagalannya untuk melakukan perhitungan terhadap gravitasi dan energi yang sangat tinggi.
Nah, bila ada sebuah teori yang bisa secara konsisten menyertakan dua hal tadi ke dalam pemodelannya, maka teori fisika yang universal akan benar-benar dapat terwujud. Sayangnya, banyak peneliti menganggap hal itu tak akan pernah tercapai.
2. Apakah Alien memang benar-benar ada?
Adalah sesuatu hal yang logis ketika berasumsi bahwa ada kehidupan lain selain di bumi. Sebab, unsur-unsur yang dibutuhkan bagi kehidupan terdistribusi secara luas di alam semesta.
Selain itu, sistem tata surya yang mirip dengan tata surya kita juga dijumpai di luar angkasa. “Jadi setidaknya, ada kemungkinan bahwa ada kehidupan lain di sana,” kata Jill Tarter, Director of Center for SETI Research di California.
1. Bagaimana alam semesta tercipta?
Teori tentang dentuman besar yang mengawali keberadaan alam semesta sejak 13,7 miliar tahun lalu dipandang sebagai teori yang masuk akal, walaupun belum bisa langsung diuji.
Pada teori ini, segala sesuatu dimulai dengan luar angkasa yang berukuran kecil dan kemudian memuai dan berkembang menjadi besar oleh karena proses inflasi (pemompaan).
“Hingga kini kita belum mengetahui apa yang menyebabkan inflasi, atau bahkan apakah itu teori yang benar atau tidak,” kata Eric Agol, seorang pakar astrofisika dari University of Washington. (sm/ar/vs/inl/lvs/icc.wp.com)http://indocropcircles.wordpress.com/

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons