Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Sabtu, 28 Mei 2016

Bedah buku “Ketika Orang Kecil Takut ke Bank”

Jum’at, 27 Mei 2016, bertempat di CU Cikalmas Bedah buku “Ketika Orang Kecil Takut ke Bank” diselenggarakan, sekaligus menjadi ajang Kopi Darat grup WA Ekonomi-Koperasi Banyumas. Selain  peserta dari berbagai unsur : KPRI Neu, Kpri Sehat, Argo Mulyo Jati, BMT Mentari, Perwakilan STAIN, acara yang dimoderatori Direktur Kopkun Institute ini juga menghadirkan sang penulis buku dan tokoh CU Cikalmas Purwokerto sebagai pembicara.
Buku yang sukses merebut hati penggiat koperasi tersebut secara umum berisi kumpulan  catatan proses perjalanan Credit Union atau CU di Kalimantan. Tentang “spirit” berkoperasi  yang sukses menggerakan perekonomian rakyat yang terbukti mumpuni dalam membantu upaya keterpurukan masyarakat di Kalimantan Barat khususnya dan Kalimantan umumnya untuk dapat hidup layak.
Menariknya Prima Sulistya sebagai penulis buku awalnya adalah orang yang awam koperasi. Proses dialektikanya dengan beberapa tokoh muda koperasi disertai semangat pembelajaran yang tinggi membuatnya menjadi antusias untuk memahami perkoperasian. Lambat laun terbangun  kesadaran berkoperasi dan sekaligus merefleksikannya dalam berbagai aktivitas, yang salah satunya terangkum dalam sebuah buku.
Dari dialog sederhana mengenai buku yang dulu berjudul “Berjuang Menolong Diri Sendiri” memicu lahirnya inspirasi khususnya dari beberapa perwakilan koperasi. Yang akhirnya memunculkan ide meredefinisi prinsip pendidikan dan pendekatan anggota CU diaplikasikan dalam konsep pendidikan koperasi. Harapannya adalah terbangunnya blue print  karakter SDM koperasi, sebagai solusi untuk mengembalikan khitah koperasi (bring back co-op) yang benar benar konsen dalam pembangunan manusia dan kemanusiaan.

Beberapa hal yang menjadi kesepakatan adalah adanya pertemuan pertemuan lain di tempat yang berbeda sebagai proses pembelajaran bersama. Kesadaran bahwa pendidikan anggota menjadi tolak ukuran kemajuan sebuah organisasi, selain kesabaran dalam membangun mimpi. Yang  tidak kalah menariknya adalah celetukan penggiat dan tokoh CU Cikalmas Purwokerto, Damar Sasongko di akhir dialogBerkoperasi jangan sendirian, harus banyak teman....”

Minggu, 15 Mei 2016

Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Fasilitator dan Pendamping KUKM

Hari Jum’at – Sabtu, 13-14 Mei 2016 Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Fasilitator  dan Pendamping KUKM diselenggarakan. Kegiatan yang merupakan kerjasama Kementrian  Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menengah) Provinsi jawa Tengah diikuti sekitar 120 peserta dari pelaku UMKM, Fasilitator, Koperasi  dan perwakilan akademisi bertempat di Hotel Siliwangi Semarang, Jawa Tengah. 
Selain sebagai tindaklanjut surat Asisten Deputi  Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Koperasi dan UKM RI kegiatan ini sekaligus sebagai upaya peningkatan kualitas SDM Pendamping dan Fasilitator.  Output pelatihan diharapkan bisa memberi bekal baik secara teknis maupun pengetahuan lain dalam persiapan memfasilitasi keberadaan UMKM baik secara teknis maupun sistematis, sehingga UMKM benar-benar merasakan manfaat positif dengan kehadiran Pendamping dan Fasilitator.
Kecilnya intensitas Pembinaan dan Pendampingan UMKM (atas nama perorangan maupun lembaga) yang baru sekitar 108,9 ribu dari 6 juta lebih pelaku UMKM di Jawa Tengah menjadi catatan Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menengah) Provinsi jawa Tengah.  Oleh karena itu untuk target tahun 2016, 60% program pengembangan dikonsentrasikan ke arah ketrampilan terutama ditujukan ke daerah miskin, dengan total target pembinaan 750 orang, demikian disampaikan  dengan Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menengah) Provinsi jawa Tengah dalam sambutannya yang sekaligus membuka secara resmi jalannya pelatihan. 
Selama 2 hari peserta diberikan pengetahuan mengenai Manajemen Keuangan, Pemasaran dan Proses Pendampingan dan Fasilitator. Materi Pelatihan tersebut diharapkan mampu menjadikan sosok Fasilitator dan Pendamping yang mampu memaksimalkan nilai yang dimiliki atau bahkan bisa memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki perusahaan/UMKM, mengarahkan supaya produk UMKM dapat bersaing dengan kompetitor yang semakin beragam sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan kelangsungan UMKM. 

Petunjuk teknis Pendampingan tentang bagaimana Pengumpulan Data, pemetaan, analisis & Action Plan serta Progress Report  yang dilengkapi juga pelatihan (diskusi kelompok) teknis proses pendampingan menjadi materi terakhir yang sekaligus menjadi materi terakhir sebelum Pelatihan ditutup. Sebelum masing-masing kembali ke tempat asal, peserta membuat Grup “PendampingUKM.Slwgi.2016”. selain Sebagai wahana bertukar informasi UMKM, keberadaan grup diharapkan tetap bisa menjaga ikatan persaudaraan dan komunikasi antar peserta Pelatihan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

Sabtu, 14 Mei 2016

Ensiklopedia Pak Sopir, antara Visi Hidup dan Merawat Harapan


Apakah anda termasuk orang tua yang menganjurkan anaknya rajin kuliah, menggapai nilai tinggi dan cepat merampungkan pendidikan??  Jika iya tidak ada salahnya kita belajar pada orang ini. Baginya kuliah dan nilai hanya sebatas status, hanya untuk menggugurkan kewajiban perkuliahan. sosok mahasiswa tidak sekedar hanya “cerdas” tetapi juga harus “bejo”. Dan itu hanya dapat diperoleh dengan bersosialisasi dan belajar kehidupan melalui kegiatan kemahasiswaan dan organisasi demi masa depan yang lebih baik.

Itu bukan opini dari seorang seorang pejabat, atau mantan aktivis ataupun seorang berpendidikan tinggi. Ini adalah sebagian dari pemikiran cerdas dan sederhana dari seorang sopir yang sederhana dan berpendidikan seadanya.

Pengalaman menarik ini saya dapatkan secara tidak sengaja. Bermula dari kejenuhan rute 6 jam Semarang - Purwokerto. Perjalanan panjang yang mengharuskan saya terjebak dalam kotak sempit beroda 4 ditemani bisingnya suara mesin berbahan bakar solar. Kaki yang bergerak monoton, serba salah dan serba terbatas. Itu belum termasuk hawa panas, gerah sumpek.

Benar2 situasi dalam sebuah travel yang jauh dari rasa nyaman. Celakanya saya tidak duduk di tengah atau di bagian belakang yang memungkinkan untuk melupakan semuanya denganmenenggelamkan diri dalam pulasnya tidur, tetapi saya terdampar di sebelah sopir. Posisi yang kurang menguntungkan, dengan ruang gerak yang lebih terbatas, sama sekali bukan tempat yang nyaman untuk sekedar memejamkan mata.

Kulirik sekilas sang sopir, seorang lelaki tengah baya berkumis dan berjanggut seperti layaknya sopir kebanyakan, sama sekali tidak mencerminkan teman ngobrol yang menarik. Sosok yang tidak bisa dikatakan rapi, asyik melihat ke depan, sembari menikmati sebatang rokok yang menempel di mulutnya. Sesekali tangannya meraih handphone bututnya dan menghubungi rekan sopir lainnya untuk sekedar basa basi bertanya kondisi jalan demi mengusir kantuk.

"Sudah lama menjadi sopir travel pak" kataku iseng mencoba memecah kesunyian. Sosok yang sedang serius mencermati jalanan tampak menoleh. Seketika raut bosanya memudar berganti dengan gestur antusias. Bahkan tidak sekedar hanya jawaban singkat yang meluncur dari mulutnya, rentetan kisah lainpun ikut menyeruak menghangatkan suasana.

"Yang membuat jaringan system di Unsoed (perguruan negeri di Purwokerto) itu anak saya, dia  bersama temannya " celotehnya. "Wah keren nih" bisikku dalam hati.

Selanjutnya sopir travel yang mempunyai 4 anak tersebut bercerita 2 jagoannya yg bergelar S1. Anak pertama menyelesaikan pendidikan di Fisip Unsoed (Universitas Jenderal Soedirman), sedangkan anak kedua Jurusan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Opini p Andri tentang Tentang dunia mahasiswa sangat mengejutkan, beliau menegaskan bahwa hanya sekedar kuliah saja tidak cukup, mereka harus aktif dalam kegiatan lainnya. Tentu saja itu bukan sekedar pembicaraan pemanis mulut saja. Anak anaknya yang mantan aktivis Ketua Himpunan Mahasiswa Islam dan aktivis Mahasiswa Pecinta Alam buktinya, dan itu sungguh membuatnya bangga.

Dari jaringan pertemanan dan organisasi anaknya yang mantan HMI bisa menjadi guru di SD Annida (salah satu institusi pendidikan ternama di purwokertoa). Sedangkan Planet (nama panggilan anaknya di Mapala) sukses menjadi teknisi dan bersama teman temannya mendirikan PT kecil yang bergerak di bidang IT.

Bosan dan kantuk seketika hilang seiring cerita dari laki laki yang tinggal di sekitar Penatusan, Purwokerto. Anak ketiga dan keempat kalau kuliahpun akan didorong menjadi seorang aktivis. " Sering saya sering tekankan pada anak anak harus kuliah, aktif berorganisasi, jangan hanya menjadi anggota.... tanggung, jadilah pengurus, atau Ketua sebuah organisasi" demikian prinsip yang ditanamkan pada anak anaknya. Selanjutnya bisa ditebak obrolan tetap mengalir, dengan topik seadanya, sekenanya dan gaya bahasa sederhana tetapi tetap punya “rasa”. Celetukan dan cerita ringan yang sukses merubah mindset travel sumpek menjadi sebuah diskusi kehidupan yang tidak membosankan.

Benar benar hari yang menarik dengan perjalanan yang luar biasa, berkenalan dengan seorang sosok kalangan marginal yang bervisi jauh. Seorang sopir travel yang tidak hanya berbicara bagaimana mempertahankan hidup tetapi berbicara tentang merawat semangat dan harapan.
Mungkin lain kali saya bertemu sosok seperti ini lagi, dan saya pasti akan menunggu dan belajar dari pemikiran pemikiran cerdasnya.....


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons