Lebih dari sekedar mempertanyakannya namun
mengerjakannya, lebih dari sekedar
mengkritisi namun memberikkan solusi.
Mungkin itulah yang harusnya bisa kita lakukan dalam membangun sebuah kerangka
bangun positif.
-
Menyamakan perbedaan
Lingkar pemikiran dalam sebuah
hakikat adalah satu, bermakna ke arah perbaikan. Ragam teknislah yang
membedakan alur proses perkembangan dialektik sehingga menjadi sebuah persetujuan
komunal. Menjadikan semua sama adalah sebuah keniscayaan semu yang memberikan
dampak negatif sebagai dampak negatif
sebagai sebuah sinyal kemunduran dari sebuah karya kreativitas. Satu atau
beberapa perbedaan adalah kesatuan yang terpecahkan, untuk memberikan gambaran
utuh harus dikumpulkan dengan satu persamaan persepsi sehingga memberdayakan
perbedaan kembali menjadi satu kesatuan. Kerangka berfikir dengan satu persepsi
ini yang terkadang menjadi kendala dalam sebuah keragaman berfikir, bukan hanya
karena masing-masing merasa benar tetapi karena setiap pembawa kepingan persepsi
merasa gamang menjadi pemersatu. Alhasil kita harus berani mengakui bahwa tidak
gampang menjadi decision maker dari berbagai pemikiran dan belum terbentuknya
mental menjadi kendala dalam mengumpulkan keping perbedaan menjadi satu
kesatuan dlaam kerangka berfikir yang lebih besar.
-
Membedakan persamaan
Perbedaan dan persamaan adalah naluri
alamiah saat kita berada dalam takaran selaras dalam lingkungan informal yang serba
terbatas dan seimbang. Saat lingkungan dan nuansa berubah, bermetamorfosis ke
dalam ranah struktural dan lingkungan formal akan terjelma sebuah kekeliruan
sosial dalam bahasa persamaan, yes sir atau bahasa sejenis. Kejahatan intelektual
ini menjadi seberkas pembenaran ketika kita hanya berdiri dalam batas kewajaran
sebuah persepsi. Paradigma intelektual untuk membedakan ragam persamaan dan
kepatuhan menjadi sebuah keniscayaan untuk memberi penyikapan berimbang dan
netral. Terukur dalam sebuah pemahaman bahwa keragaman secara alamiah tidak
akan menghasilkan persamaan secara spontan, diperlukan pemrosesan daya pikir
dan kesepemahaman yang terkadang harus memakan biaya sosial yang tidak terukur.
Saat kita menjadi lebih bijak, akan terlihat bahwa bukan persamaan yang
mendewasakan kita, tetapi pembedahan lebih intensif terhadap sebuah makna
perbedaan dan kesadaran taktis bahwa dalam banyak persamaan banyak aliran
perbedaan yang tersirat.
-
Memberdayakan perbedaan
Kalaupun perbedaan bukan berarti
sebuah persamaan dan persamaan tidak selalu berbeda, maka kita tidak harus
melihat dari rangkaian perdebatan dan alur persetujuan sebuah hasil akhir
sebuah dialektik. Harus ada kesepakatan bersama dan pemahaman umum bahwa ada
sebuah kerangka besar yang menampung segala perbedaan menjadi sebuah aliran
yang disebut visi, misi, tujuan, target dll. Dengan harapan perbedaan bukan
menjadi sebuah musuh yang merugikan tetapi menjadi sebuah semangat dalam
menggali potensi baru yang terlahir akibat karya berbeda yang masing-masing
menginginkan sebuah persepsi kesempurnaan. Antitesis terhadap sebuah pemikiran
akan menjadi hegemoni terbatas yang positif yang akan segera digusur denganragam
pemikiran dan perbedaan baru, begitu seterusnya sehingga lambat laun tercipta
aliran aktif yang berisi hamparan ide ide cerdas dan berkelas.
Sebenarnya bukan perbedaan yang menjadikan kita terhambat, bagaimana tetapi
menyikapi perbedaan, dan mengelola perbedaan yang mempengaruhi integritas
sosial dalam definisi sebuah makna persamaan. Dengan harapan terbatas mudah
mudahan kita bisa mengelola dan mengkritisi sebuah perbedaan menjadi karya
kekinian yang tidak terbatas. Bukan untuk menyalahkan dan memaparkan kesalahan,
bukan hanya sekedar sekedar mengkritisi sebagai bagian dari kesepakatan sosial,
tetapi berbeda dengan memberi warna dan gairah baru dalam sebuah pola
pemikiran.... bukankah sama tidak harus sama ???