Apakah anda termasuk orang
tua yang menganjurkan anaknya rajin kuliah, menggapai nilai tinggi dan cepat
merampungkan pendidikan?? Jika iya
tidak ada salahnya kita belajar pada orang ini. Baginya
kuliah dan nilai hanya sebatas status, hanya untuk
menggugurkan kewajiban perkuliahan. sosok mahasiswa tidak sekedar hanya “cerdas” tetapi juga harus “bejo”. Dan itu hanya dapat diperoleh
dengan bersosialisasi dan belajar kehidupan melalui
kegiatan kemahasiswaan dan organisasi
demi masa depan yang lebih baik.
Itu bukan opini dari seorang seorang
pejabat, atau mantan aktivis ataupun seorang berpendidikan tinggi. Ini adalah sebagian dari pemikiran cerdas dan sederhana dari seorang sopir yang sederhana dan berpendidikan seadanya.
Pengalaman menarik ini
saya dapatkan secara tidak sengaja.
Bermula dari
kejenuhan rute 6 jam Semarang - Purwokerto. Perjalanan panjang yang
mengharuskan saya terjebak dalam kotak sempit beroda 4 ditemani bisingnya suara
mesin berbahan bakar solar. Kaki yang bergerak monoton, serba salah dan serba
terbatas. Itu belum termasuk hawa panas, gerah sumpek.
Benar2 situasi dalam sebuah travel yang jauh dari rasa nyaman. Celakanya saya tidak duduk
di tengah atau di bagian belakang
yang memungkinkan untuk melupakan semuanya denganmenenggelamkan diri dalam
pulasnya tidur, tetapi saya terdampar di sebelah sopir. Posisi yang kurang menguntungkan, dengan
ruang gerak yang lebih terbatas, sama sekali bukan tempat yang nyaman untuk
sekedar memejamkan mata.
Kulirik sekilas sang sopir, seorang lelaki tengah baya berkumis dan
berjanggut seperti layaknya sopir kebanyakan, sama sekali tidak mencerminkan teman ngobrol yang menarik. Sosok yang tidak bisa dikatakan rapi, asyik melihat ke depan, sembari menikmati
sebatang rokok yang menempel di mulutnya. Sesekali tangannya meraih handphone
bututnya dan menghubungi rekan sopir lainnya untuk sekedar basa basi bertanya
kondisi jalan demi mengusir kantuk.
"Sudah lama menjadi sopir travel pak" kataku iseng mencoba memecah
kesunyian. Sosok yang sedang serius mencermati jalanan tampak menoleh. Seketika raut bosanya memudar
berganti dengan gestur antusias. Bahkan
tidak sekedar hanya jawaban singkat yang meluncur dari
mulutnya, rentetan kisah lainpun ikut menyeruak menghangatkan suasana.
"Yang membuat jaringan system di Unsoed (perguruan negeri di Purwokerto) itu anak saya, dia bersama temannya "
celotehnya. "Wah keren nih" bisikku dalam hati.
Selanjutnya sopir travel yang mempunyai 4 anak tersebut bercerita 2 jagoannya yg
bergelar S1. Anak pertama menyelesaikan pendidikan di Fisip Unsoed (Universitas
Jenderal Soedirman), sedangkan anak kedua Jurusan Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Opini p Andri tentang Tentang
dunia mahasiswa sangat mengejutkan, beliau menegaskan bahwa hanya sekedar kuliah saja tidak cukup, mereka
harus aktif dalam kegiatan lainnya. Tentu
saja itu bukan sekedar pembicaraan pemanis mulut saja. Anak
anaknya yang mantan aktivis Ketua Himpunan Mahasiswa Islam dan aktivis
Mahasiswa Pecinta Alam buktinya, dan itu sungguh membuatnya bangga.
Dari jaringan pertemanan dan organisasi anaknya yang mantan HMI bisa
menjadi guru di SD Annida (salah satu institusi pendidikan ternama di
purwokertoa). Sedangkan Planet (nama panggilan anaknya di Mapala) sukses
menjadi teknisi dan bersama teman temannya mendirikan PT kecil yang bergerak di bidang IT.
Bosan dan kantuk seketika hilang seiring cerita dari laki laki yang tinggal di sekitar Penatusan, Purwokerto. Anak ketiga
dan keempat kalau kuliahpun akan didorong menjadi seorang aktivis. " Sering saya sering tekankan
pada anak anak harus kuliah,
aktif berorganisasi, jangan hanya menjadi anggota.... tanggung, jadilah
pengurus, atau Ketua sebuah organisasi"
demikian prinsip
yang ditanamkan pada anak anaknya. Selanjutnya bisa ditebak obrolan
tetap mengalir, dengan topik seadanya, sekenanya dan gaya bahasa sederhana
tetapi tetap punya “rasa”. Celetukan dan cerita ringan yang sukses merubah
mindset travel sumpek menjadi sebuah diskusi kehidupan yang tidak membosankan.
Benar benar hari yang
menarik dengan perjalanan yang luar
biasa, berkenalan dengan seorang sosok kalangan
marginal yang bervisi jauh. Seorang sopir travel yang tidak hanya berbicara bagaimana
mempertahankan hidup tetapi berbicara tentang merawat semangat dan harapan.
Mungkin lain
kali saya bertemu sosok seperti ini lagi, dan saya pasti akan menunggu dan belajar dari pemikiran
pemikiran cerdasnya.....
1 komentar:
keren banget..inspiratif....
Posting Komentar