Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Rabu, 07 Oktober 2015

Cooperation untuk Capitalism ???


Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbanding­an dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peru­bahan. Bahkan   lebih   tandas   Sorokin   berpendapat bahwa   perubahan   sosial   yang  bersifat   siklus   disebabkan   ‘fungsi sosial’   masyarakat   belaka,   yang   akhirnya   kembali   kekeadaan semula, awal siklus terjadi (Eshleman 1983).

Sorokin   dalam   teorinya   Social   and   Cultural Dynaynics mencoba membagi tahapan perubahan sosial tiga   tahap   yang   berputar   tanpa   akhir.   Ketigaperubahan tahap itu adalah:
  1. Kebudayaan ideasional (ideational cultur) yang didasarkan atas nilai-nilai adikodrati   (supernatural);
  2. Kebudayaan idealistis (idealistic cullctur) didasarkan atas unsur adikodrati   dan   fakta-fakta   nyata   guna   mencapai   masyarakat yang ideal;
  3. Kebudayaan sensasi (sensate cultur) memberikan tolak-banding ukir antara fakta dan tujuan hidup.


Sorokin menilai kondisi iklim sosial saat   itu   telah   mencapai   tahapan   ke-3,   sehingga   telah rapuh   dan   akan   terjadi   siklus   ketahapan   pertama,   kembali menjadi tahap kebudayaan ideasional. Teori   siklus   yang   lain   tercatat   Arnold   Toynbee   (1889-1975),seorang sejarawan Inggris yang menyimpulkan bahwa kebudayaan bersiklus atas kelahiran budaya, pertumbuhannya, keruntuhan, dan kematian (Horton, 1992). Lebih jauh Toynbee mensinyalir bahwa kebudayaan   manusia,   termasuk   kebudayaan   barat   akan   runtuh,dan kembali pada siklus pertama lagi, siklus kelahiran budaya baru. Upaya   dari   pengikut   siklus   kebudayaan   telah   lama   dilakukan,antara lain untuk menjawab mengapa terjadi perubahan?
Terlepas dari fakta-fakta   perubahan  sosial-budaya   yang  ada  teramat   sulit dibuktikan. Perkembangan teori sosial terjadi cukup pesat. Hal ini terdorong oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah perubahan sosial masyarakat yang membutuhkan pemecahan berdasarkan bidang ilmu tertentu secara cepat, dan didorong oleh perkembangan ilmu terutama di bidang kemasyarakatan yang mampu mengkaji masyarakat secara ilmiah.
Salah satu iklim sosial yang saat ini menjadi raja adalah sistem Kapitalisme, seperti kita ketahui Kapitalisme berkembang di Inggris pada abad 18 dan kemudian menyebarluas ke kawasan Eropa Barat-laut dan Amerika Utara. Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang muncul dari sebuah pemikiran dunia Barat. Kapitalisme mulai mendominasi kehidupan perekonomian ekonomi dunia Barat sejak runtuhnya feodalisme.Hingga sekarang, kapitalisme memang dengan sukses besar meruntuhkan pandangan-pandangan Marxisme klasik yang meramal tentang runtuhnya kapitalisme. Banyak tesis yang mencoba menjelaskan mengapa kapitalisme tidak runtuh seperti ramalan Marx. Dua yang cukup menonjol adalah pemikiran dari kelompok aliran Frankfrut School yang menjelaskan tentang kuatnya penanaman kesadaran-kesadaran palsu (false consciousness) dan Antonio Gramschi tentang hegemoni
Kapitalisme yang lahir dari pemikiran masyarakat feodal kini telah menjadi senjata ampuh negara maju untuk memajukan perekonomian mereka. Sementara itu kapitalisme juga telah membunuh perekonomian negara berkembang atau negara negara miskin. Konsep Kapitalisme yang sudah mendunia memang tidak bisa dihindari oleh negara negara maju dan negara negara dunia ketiga.
        Tanpa disadari Kapitalisme telah menjadi sebuah ancaman besar bagi masyarakat negara negara berkenbang. Organisasi Industri Modern bersifat bersifat hierarkis yang di dasarkan pada disiplin dan kepatuhan.Pola tradisional dalam perusahaan Indusrti  telah banyak di modifikasi oleh perundingan antar serikat.badan perwakilan,pendapt umum,dan peningkatan rasa tanggung jawab di kalangan para penguasa terhadap kelompok dan masyarakat secara keseluruhan
Ekonomi kapitalisme menjunjung tinggi prinsip kepemilikan individu. Siapa punya uang, disana dia yang berkuasa. Siapa punya uang, dia akan semakin kaya, karena dengan uang tersebut dia dapat membeli apapun yang dia inginkan sekalipun itu berbentuk barang yang seharusnya dikelola oleh negara demi kepentingan rakyatnya, semisal tambang,migas, bahkan memiliki pulau pun sah-sah saja pada masa kini
The Next Fighter for Kapitalisme ???
Dalam kerangka pemikirannya mengenai komunisme, Marx meramalkan bahwa kapitalisme pasti akan mengalami keruntuhannya. Penyebabnya, kata Marx adalah ulah dari kaum kapitalisme itu sendiri yang karena sifat rakusnya akan terus menerus memupuk keuntungan atau akumulasi modal. Kerakusan adalah kekuatan sekaligus kelemahan dari kapitalisme.
Kaum kapitalis yang merupakan pemilik alat-alat produksi dengan logika akumulasi modalnya, terus menerus melakukan penghisapan terhadap kaum buruh atau proletar sampai kemudian kaum buruh tidak lagi memiliki kemampuan untuk membeli produk-produk yang dihasilkan mesin-mesin produksi kapitalisme. Inilah yang menjadi akar dari revolusi kaum proletar yang akan meruntuhkan kapitalisme.
Pada kenyataannya sampai sekarang kita tidak melihat keruntuhan sebagaimana ramalan Karl marx sehingga beberapa saat kita harus mengakui “kebenaran” fahamnya. Beberapa hal yang bisa kita harapkan adalah adanya kejenuhan pasar atau dalam hal ini masyarakat yang tertinggal dan tidak bisa mengikuti jejak big capitalism sehingga menimbulkan kesenjangan besar dan kekuatan sosial baru.
Diluar pemikiran Marx dan kaum sosialis lain, kita tidak boleh lalai ketika Sejarah membuktikan fakta kemunculan munculnya revolusi industri sebagai gambaran awal sistem kapitalisme di Inggris tahun 1770 yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang awalnya ingin menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata memunculkan hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte-Egalite-Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan) yang akhirnya memunculkan Koperasi Praindustri.
Pun Revolusi Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Kelahiran koperasi yang didasari oleh adanya penindasan dan kemiskinan yang terjadi pada masyarakat kalangan bawah (buruh) di dalam sistem kapitalisme yang berkembang pesat saat itu. ideologi sosialisme yang muncul sebagai reaksi dari kekurangan-kekurangan kapitalisme itu ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk merubah keadaan saat itu,hingga Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun institusi bersama (koperasi) yang bergerak dibidang produksi.
 Didirikan di kota Rochdale, Inggris pada tahun 1844. Sebuah kesepakatan orang per orang yang notabene sekumpulan buruh pabrik untuk membentuk sebuah kerjasama ekonomi ini di pandang sukses. Perkumpulan yang berjudul Koperasi yang dipelopori oleh 28 anggota tersebut dapat bertahan dan sukses karena didasari oleh semangat kebersamaan dan kemauan untuk berusaha Dari pedoman koperasi di Rochdale inilah prinsip-prinsip pergerakan koperasi dibentuk.
Sifat-sifat jenuh, bosan dan rasa tidakpuas menyebabkan terjadinya perubahan sosial.Kejenuhan terhadap tatanan sosial akan menimbulkan upaya meningkatkan tatanan sosial yang lebih baik, kebosanan terhadap perilaku sosial tertentu akanmenimbulkan upaya perbaikan perilaku sosial. Begitu pula adanya rasa tidak puas terhadap kaidah sosial akan menimbulkan pula upaya perbaikan kaidah sosial. Dengan demikian dapat dikatakan terjadinya perubahan sosial karena kejenuhan, kebosanan dan rasa tidak puas. (Horton, 1992).
Kita boleh berharap secara manual bahwa masyarakat suatu saat akan menjadi jenuh dan menginginkan sebuah perubahan, menyusuri lingkar tahapan kebudayaan yang menjejak kembali ke arah kearifan budaya lokal sebagai basisnya. Berbagai studi telah menampilkan sisi lain dari kapitalisme, keresahan atas hilangnya harkat kemanusiaan, terpuruknya nilai sosial, modal sebagai hitungan terbesar dan besarnya kesenjangan telah membuat beberapa kalangan menyerukan untuk back to the habbit, kembali sebagai makhluk sosial. Kerinduan akan budaya lokal yang mulai menggejala dalam skala kecil merupakan makna tersirat yang menjadi sebuah momentum gerakan koperasi. Penawaran nilai kebersamaan, pernghargaan nilai kemanusiaan seharusnya ditangkap gerakan koperasi untuk menjumput peluang, baik dari kalangan “tertindas” yang membutuhkan komunitas, maupun kalangan menengah yang membutuhkan infiltrasi sosial dalam kesehariannya.
Ditengah keringnya varian kemanusiaan dan lemahnya pengakuan manusia atas mesin produksi, Koperasi harus memampukan diri dengan kemegahan sosial dan pencitra kearifan budaya lokal melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Lihatlah bagaimana koperasi sangat menghormati harkat kemanusiaan, disini tidak dikenal adanya majikan dan buruh, serta tidak ada istilah pemegang saham mayoritas. Semua anggota berposisi sama, dengan hak suara sama. Oleh karena itu, apabila aktivitas produksi yang dilakukan koperasi ternyata dapat memberi laba finansial, semua pihak akan turut menikmati laba tersebut. Secara sosial, koperasi telah menuangkan kemanfaatannya dalam 3 hal :

a)      Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tenteram.
b)      Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak di atas hubungan hubungan kebendaan tetapi di atas rasa kekeluargaan.
c)      Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan semangat kekeluargaan.

Selain itu koperasi menawarkan Modal Sosial sebagai perekat yang memperkokoh jalinan hubungan antar anggota sebagai basis yang akan memperkuat kebersamaan dalam mencapai kepentingan dan tujuan ekonomi, sehingga penggunaan modal ekonomi akan efektif dan efisien, penguatan modal sosial akan menghilangkan trade off yang terjadi dalam organisasi koperasi sebagai sebuah organisasi sosio ekonomi. Bergabungnya anggota dalam koperasi bukan hanya karena kepentingan ekonomi yang sama semata saja, namun juga ada kesamaan dalam kepentingan sosial yang akan lebih merekatkan hubungan antar pribadi.
Dengan berbagai keunggulan di atas, tidak salah jika kita berbangga hati mengajukan Koperasi sebagai calon the next fighter untuk “menggulingkan” blocking power capitalism. Sebuah signal penyemangat supaya kesepakatan harus dibangun untuk membangun kebersamaan dan signal pemersatu antar koperasi di Indonesia, menjadikan koperasi sebagai sosok tangguh yang “Halal” bagi semua kalangan dan mampu survive di tengah gencarnya kebuasan sistem sosial yang mengepungnya.  Inilah sebuah obsesi sosial yang terbangun dari sistem kebersamaan dan terbangunnya gerakan ekonomi kerakyatan sebagai basisnya .........


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons