Adalah suatu hal yang wajar jika kita mengalami kebosanan. Banyak hal
yang bisa membuat kita merasa terjebak dalam suatu alur yang selalu sama, tak
ada perubahan ataupun tidak berdaya untuk melakukan perubahan. Terlalu banyak
pilihan dan tidak punya pilihan pun berimbas pada sebuah kejenuhan. Kadang mengharapkan
orang lain melakukan perubahan sesuai keinginan kita adalah suatu hal yang naïf
karena pada dasarnya setiap orang pada saat tertentu lebih focus untuk urusan
pribadinya. Menunggu moment yang pas sehingga orang akan berpaling dan membantu
kita menjadi suatu penantian yang panjang dan lama.
Rasa bosan berakibat kefatalan makro saat kita melihat dan merasakan
semua hal di sekitar kita menjadi tidak menarik lagi, terlalu datar dan membuat
kita frustasi seakan dunia menjadi private enemy bagi kita. Mungkin kita
membutuhkan sesuatu yang baru, energy perubahan dan persaingan kompetitif yang
membuat kita terjaga dari tidur panjang. Jejak telusur sebuah efek bosanlah
yang harus dicari sebagai kambing hitam atas kondisi yang kita rasakan. Yang penting
adalah bagaimana kita melihat kedirian kita terlebih dahulu, mungkin ada yang
salah dengan kita. Mungkin kita terlalu nyaman berada dalam posisi sekarang,
atau kita terlalu sukses men-drive anak buah atau teman kita sehingga semua
mengamini segala yang kita lakukan. Atau mungkin semua yang kita impikan sudah
kita raih dalam tanda petik.
Bosan merupakan sinyal bahwa kita merindukan suatu yang baru, mungkin
dalam bentuk tantangan baru, target baru ataupun merubah lingkungan sangat kita
perlukan sehingga lebih kompetitif sehingga membuka inisiatif alam bawah sadar
kita. Dalam beberapa hal secara ekstrim kita harus mencari “musuh baru” yang
kuat sehingga mengancam posisi kenyamanan kita. Bahkan jika kita sedemikian
dominan sehingga susah mencari tantangan, ciptakan “musuh baru” tersebut. Ciptakan persaingan dengan meningkatkan strata
kesuksesan dan persaingan merupakan hal yang paling masuk akal demi situasi kompetitif
yang lebih kondusif. Pacu rekan kita, karyawan kita sehingga mereka meraih
posisi “cerdas” dan mampu mengusik arogansi kita, ciptakan ide baru yang
memungkinkan kita memaksa untuk mempelajari sesuatu yang tidak kita ketahui.
Rasa nyaman berkepanjangan merupakan bahaya akut yang bisa membunuh kita
secara perlahan. Kekuatan dominan akan membuat ide kreatif kita terkubur dan metamorphosis
hitam yang memposisikian diri kita tak lebih dari seonggok daging yang berkutat
dalam rutinaitas fundamental. Perubahan memang tidak mengenakkan dan kadang
membawa korban dari sebuah elementasi antagonis, diperlukan kematangan untuk
mengelola ulang sebuah friksi menjadi sebuah drama sinematologi sosial yang
berujung kopetisi dengan daya tarik berkelas. Bagaimanapun, demi mendobrak
kejenuhan, semua semua memang harus dilakukan …..bahkan jika perlu ciptakan
musuh baru untuk kita.