Sejarah setan tidak dapat dilepaskan dari sosok makhluk yang dikenal bernama iblis. Iblis adalah nenek moyang, tetua, dan panglima tertinggi setan. Ibnu Abbas dan kalangan mayoritas generasi sahabat serta generasi tabiin menyatakan bahwa iblis dulunya masuk dalam kalangan malaikat. Ia bernama ?Azazil. Dia termulia di antara jajaran malaikat. Dia menjaga surga. Dia memiliki kekuasaan di langit dunia dan kekuasaan di bumi. Dia termasuk sosok yang paling giat dan paling banyak ilmunya. Dia diangkat sebagai kepala malaikat di langit dunia. Berbagai kelebihan ini mendorong iblis takabur dan durhaka. (Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 hal. 1135 dan Syuabul Iman, ash-Shagharji jilid 1 hal. 96)
Meski tergolong kalangan malaikat, iblis berbeda dengan makhluk mulia yang selalu tunduk dan patuh pada Allah itu. Ibnu Abbas menerangkan bahwa di kalangan malaikat ada satu suku bangsa yang dikenal sebagai suku bangsa jin. Malaikat umumnya diciptakan dari nur (cahaya), kecuali satu suku bangsa ini. Suku bangsa ini diciptakan oleh Allah dari nar as-samum (api yang sangat panas). Iblis berasal dari jenis suku bangsa ini. Sementara kalangan jin yang disebutkan dalam al-Quran biasa diciptakan dari marij min nar (nyala api). (Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 hal. 77)
Mengapa iblis yang berasal dari suku bangsa jin bisa bergabung menjadi kalangan malaikat?Saad bin Masud menerangkan, Dahulu malaikat pernah memerangi bangsa jin. Iblis yang pada waktu itu masih kecil ditawan malaikat. Dia lalu berkumpul bersama malaikat. Dia ikut beribadah bersama malaikat. Syahr bin Hausyab menegaskan, Iblis dulunya adalah kalangan jin yang diusir malaikat. Sebagian malaikat menawannya lalu dibawa ke langit. (Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 hal. 79)
Sebelum manusia, bumi pernah dihuni oleh bangsa jin. Mereka penghuni bumi pertama kali. Mereka yang diharapkan memakmurkan bumi justru membuat kerusakan di dalamnya, menumpahkan darah sesama, dan bunuh-membunuh. Allah lalu mengutus iblis bersama dengan tentara dari kalangan malaikat untuk menumpas bangsa jin tersebut. Tentara yang dipimpin iblis akhirnya berhasil menumpas bangsa jin hingga mereka terpojok di pulau-pulau terpencil dan puncak-puncak gunung. Kesuksesan ini membuat iblis lupa diri (ightirar), bangga diri (ujub), dan angkuh (takabur). Aku telah melakukan suatu hal yang tidak satu orang pun bisa melakukannya, ujar iblis dalam hati. Arogansi iblis ini diketahui oleh Allah, sementara para malaikat yang berkumpul bersama iblis tidak mengetahuinya, karena kesombongan hanya timbul dalam hati. (Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 hal. 77)
Atas dasar arogansi iblis ini, Allah mengutarakan kepada malaikat kehendak-Nya untuk menjadikan seorang khalifah di muka bumi, sebagaimana termaktub dalam kitab suci al-Quran surat al-Baqarah ayat 30. Sebagai khalifah di muka bumi, ditunjuklah Adam. Adam diciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Nenek moyang umat manusia ini kemudian dibekali ruh dan ilmu. Setelah kejadian Adam sempurna dan lengkap, Allah memerintahkan segenap malaikat (termasuk iblis) bersujud kepadanya.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir. (Q.S. al-Baqarah: 34)
Iblis masuk dalam seruan untuk bersujud kepada Adam karena iblis telah bergumul lama menjadi bagian dari malaikat, meski ia berasal dari unsur lain, yakni unsur jin. Iblis menyerupai malaikat. Ia berbaju sebagaimana baju malaikat. Ia bertanda pengenal sebagaimana tanda pengenal malaikat. Ia beribadah sebagaimana ibadahnya malaikat. (Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 hal. 1134)
Seluruh malaikat lalu tunduk dan patuh pada perintah Allah. Mereka sama bersujud kepada Adam sebagai tanda penghormatan. Kecuai iblis. Ia enggan bersujud, meski dititahkan oleh Tuhannya. Ia tidak tunduk dan patuh. Ia takabur. Ia merasa lebih tinggi daripada Adam. Ia merasa lebih tua. Ia memandang dirinya lebih mulia karena tercipta dari api, sedang Adam tercipta dari tanah. Ia memuja materi dan mempertimbangkan aspek kebendaan itu justru di hadapan Allah taala, Sang Maha Pencipta. Ia durhaka. Dalam al-Quran disebutkan,
Allah berfirman, Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Menjawab iblis, Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. (Q.S. al-Araaf: 12)
Atas kesombongan dan kedurhakaannya ini, iblis diusir oleh Allah dari surga. Surga bukanlah tempat layak bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Allah Yang Maha Perkasa murka. Iblis diperintahkan turun ke bumi. Ia harus lepas dari komunitas para malaikat. Ia harus menanggalkan cap dan baju malaikat. Allah melaknatnya. Allah mengutuknya. Dan kutukan itu terus berlangsung hingga hari kiamat tiba kelak. Al-Quran menyebutkan,
Allah berfirman, Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat. (Q.S. al-Hijr: 34-35).... (by Indiziner, 2011)
1 komentar:
postingnya sangat bagus dan sangat bermanfaat, sukses ya.
suplemen pelangsing badan
Posting Komentar