Sore yang cerah dengan sedikit awan mendung menggelayut, anaku berlari
kecil di depan rumah sambil berteriak, “yah mia yam”...sambil menunjuk penjual
mie ayam keliling yang sedang lewat. Aku menoleh dan tersenyum, “ya tapi jangan
kebanyakan” sambil menyuruh istriku mengambilkan mangkuk. Aku mendekat ke arah
penjual mie ayam dan memperhatikan dia yang sedang sibuk memproduksi mie ayam
pesanan kami.
Setelah selesai dan dibayar semua penjual mie ayam tersebut membuka
lacinya, aku heran di lacinya terdapat batas yang rupanya berfungsi memisahkan
simpanan uang menjadi beberapa bagian dan penjual mie ayam tadi memisahkan beberapa
helai uang pembayaran ke dalam tempat berbeda. “Kok dipisahkan begitu pak ?”
kataku keheranan, penjual mie ayam tadi tersenyum “iya pak supaya uangnya tidak
tercampur”. “Tercampur bagaimana pak?” tanyaku semakin heran. “Bapak kan tidak
mempunyai hasil yang banyak, makanya dipisahkan menjadi 3, 1 buat kebutuhan
sehari-hari, yang ke-2 buat kebutuhan anak sekolah, yang ke-3 buat lain-lain”
katanya menerangkan. “buat lain-lain misalnya apa pak?”. Yah begini-begini kan
bapak pengen bisa bersedekah, syukur-syukur bisa mewujudkan impian naik haji,
makanya setiap hari ditabung mudah-mudahan Alloh mengijinkan, mari pak saya
keliling lagi”.
Aku terdiam bahkan tidak sempat menjawab penjual mie ayam tadi, dalam
hati merasakan sesuatu yang menyesakkan dada bercampur dengan rasa malu. Ya
Tuhan pelajaran apa yang Kau berikan kepadaku lewat penjual mie ayam.....
Kalau dihitung2
penjual mie ayam tadi rata2 memperoleh penghasilan sekitar 30 ribu dan masih
mampu menyisihkan buat Naik Haji ??? Sedangkan aku dan mungkin orang-orang lain
yang mempunyai penghasilan lebih tinggi selalu merasa kurang dan kurang,
boro-boro naik haji untuk menutup kebutuhan dan menyisihkan sebagian pendapatan
untuk bersedekah saja mikir seribu kali.
Coba kalau ‘dipaksakan’ dan diniati bersedekah 1000 saja setiap beberapa
hari pastinya bisa, wong pulsa saja mampu, listrik tiap bulan bisa, jajan untuk
anak selalu disiapkan masa bersedekah tidak mampu, selalu merasa masih ‘miskin’,
berkeluh kesah lewat doa... Mungkin itu yang mau disampaikan Tuhan dengan cara
yang lebih bijaksana dan sangat menyentuh hati. Oh My God, please forgive me,
sindiranMu benar-benar telak 100% mugnkin kalau diibaratkan tinju sekali pukul
langsung KO..
Hari ini Tuhan memberikan pelajaran berharga mengenai rasa syukur atas
yang sudah diperoleh, mengajarkan untuk menabung dan pandai menyisihkan
penghasilan kita untuk berbagi dengan orang lain yang lebih membutuhkan.
Sekaligus memberikan teguran atas segala keluhan yang aku sampaikan
kepadaNya...Mudah-mudahan ke depan bisa lebih bisa memperbaiki diri........
2 komentar:
artikelnya bagus dan bermanfaat.
suplemen pelangsing badan
postingnya sangat bagus dan sangat bermanfaat, sukses ya.
suplemen glucogen
Posting Komentar