Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Selasa, 15 Januari 2013

Quality vs Kuantity



Pertanyaan yang sangat sering kita temui dalam aktivitas pekerjaan atau kehidupan kita, sebuah wacana yang kerapkali mengemuka sebagai sebuah pilihan untuk memilih kualitas atau kuantitas. Bagai dua buah mata pedang yang sama tajamnya dan sangat sulit untuk ditentukan yang mana dahulu yang akan kita prioritaskan. Memberikan fokus yang setimbang tidak semudah yang kita angankan, pada kenyataannya dalam wilayah pekerjaan hal ini sangat sulit dan kerapkali menjadi perdebatan yang panjang.
Jika kita urai maknanya, Goetsh & Davis (1994) mendefinisikan “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, layanan, manusia, proses, lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan “Kualitas merupakan tingkat baik buruknya sesuatu”. Hampir sebagian besar pakar marketing dan penjualan pernah mengatakan bahwa "quality is a must". Dari definisi dan pendapat ahli kualitas adalah sebuah keharusan yang harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah perusahaan ingin tetap eksis dalam persaingan penjualan.
Philip Crosby (1979) “Kuantitas yaitu kesesuaian dengan jumlah yang disyaratkan” sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kuantitas lebih kepada  banyaknya (benda dsb); jumlah (sesuatu). Meskipun lebih menitikberatkan kepada jumlah, kuantitas memegang peranan yang tidak kalah vital dengan kualitas. Kuantitas mengiringi target dan kemampuan memproduksi sehingga dapat menjangkau cakupan pemasaran yang lebih luas dan ketersediaan produk sebagai salah satu jaminan kepercayaan masyarakat.
Perdebatan dan perbedaan prioritas mengenai kualitas ataupun kuantitas pada hakekatnya hanya terjadi di forum dan rapat-rapat koordinasi saja, kenyataan di lapangan kita tidak hanya dituntut melahirkan salah satunya tetapi suatu keharusan untuk memproduksi dengan kualitas tinggi dan jumlah yang banyak. Bukan diumpamakan dengan kedua kaki kita yang bergantian memerankan posisi di depan, tetapi kualitas dan kuantitas diharuskan berjalan sejajar dan beriringan tanpa ada yang harus dinomerduakan.
Untuk mengurai ambiguitas tersebut mungkin ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan untuk membidani kelahiran keduanya secara bersamaan :
1.      Penentuan Target sebagai landasan dan acuan yang akan didefinisikan sebagai langkah terapan, yang pasti bentuknya harus terukur dan terdefinisi dengan jelas. Bentuk terget kuantitas merupakan bilangan yang dapat dijadikan standar baik kualitas maupun kuantitas, contohnya terget kuantitas 5 juta unit. Sedangkan target kualitas harus didefinisikan dengan pasti tanpa ada definisi yang membingungkan, misalkan target kualitas produk adalah warna cerah merah tua, bungkus rapi dan bentuk lonjong simetris. Lebih baik lagi jika standar kualitas disertai visualisasi sehingga tidak terdapat multi tafsir.
2.      Ada team khusus yang menfokuskan diri dalam bidang kualitas dan kuantitas. Pemisahan unit ini akan lebih memudahkan kita untuk mempertanggungjawabkan masing-masing target yang ditentukan, dengan tidak memungkiri bahwa sangat susah untuk berkonsentrasi penuh dengan2 obyek yang berbeda dan berlawanan. Fungsi kedua team sama yaitu menetapkan standar dan acuan langkah kerja yang harus dilakukan secara teknis di lapangan, team kualitas akan menghasilkan standar kerja pencapaian target kualitas, dan team produksi akan merumuskan standar kerja pencapaian target kualitas dengan segala ketentuan dan perencanaan yang matang.
3.      Setelah team kualitas dan  kuantitas menyelesaikan proyeknya dengan acuan target dan perencanaan realisasi dilapangan, bola estafet akan diterima oleh team pelaksana yang bertugas mendefinisikan program dan merealisasikan capaian target tersebut di lapangan. Team teknis ini tentu saja harus duduk bersama dalam satu meja dengan team kualitas dan kuantitas, memahami rencana masing-masing team dan menelaah lebih dalam secara teknis untuk diterjemahkan di lapangan. Yang perlu digarisbawahi disini adalah team teknis harus mempunyai kata dan pemikiran yang sepaham dengan team kualitas dan kuantitas, serta memiliki kemampuan interpretasi untuk menterjemahkan menjadi suatu langkah kerja yang dapat diterima di lapangan.

Saat rencana kedua team dilaksanakan bukan berarti tugas team kualitas dan kuantitas selesai, mereka akan melakukan kontrol dan evaluasi kinerja team teknis dan melakukan pembaharuan terhadap segala kesulitan yang terjadi di ranah teknis. Tidak ada saling menyalahkan dan mengkambinghitamkan ketika terjadi blunder lapangan, semua adalah team dengan bagian kerja masing-masing dan tanggungjawab berbeda tetapi mempunyai satu misi dan kesepemahaman sama untuk memajukan unit kerja atau perusahaan.
Memadukan kualitas dan kuantitas memang tidak mudah, namun bukan hal yang mustahil jika kita bekerja sama, bukan hanya sekedar bekerja bersama. Kegagalan bukanlah akhir dari sesuatu namun merupakan titik balik bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru dan indikasi untuk terus melakukan perbaikan. Karena kualitas dan kuantitas diciptakan bukan untuk saling mengalahkan, tetapi untuk saling melengkapi :)


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons