Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Kamis, 29 November 2012

Belajar dari Serial Kartun



Pernah melihat serial televisi anak-anak Spongebob, kartun populer yang terinspirasi dari gabus pencuci piring yang setiap pagi selalu diputar oleh salah satu stasiun televisi swasta. Mungkin sebagian hanya menganggap sekedar serial kartun biasa, tetapi kalau kita pernah meluangkan waktu bersama anak-anak untuk melihatnya sebenarnya banyak hikmah yang bisa kita ambil.
Pagi itu Spongebob menceritakan sosok Patrick yang selama ini tidak pernah punya hidung, dia iri dan sangat ingin seperti yang lain, memiliki hidung, mencium bau-bauan dan terlihat keren (kata Spongebob). Dalam benak Patrick hidupnya akan sempurna jika dia berhidung, maka diupayakanlah segala macam cara untuk mencapai impiannya. Sampai suatu ketika dengan sedikit keajaiban tiba-tiba Patrick mempunyai hidung, kegembiraan menyeruak, diekspresikan dengan berlari sambil berteriak kegirangan sambil mengendus-enduskan hidungnya mencium sebanyak mungkin bau-bauan yang ada disekitarnya.
Patrick menyengka dengan memiliki hidung hidupnya akan bahagia, benarkah???? Ternyata sangat jauh dari harapan, kegembiraannya ternyata tidak bertahan lama, dia mulai terganggu dengan aroma tidak sedap yang sangat mengganggu dan menyakitkan sampai akhirnya dia membersihkan semua yang dianggap bau tidak enak dan akhirnya menimbulkan kekacauan di seluruh kota Bikini Bottom. Akhir cerita semua orang berusaha untuk menghilangkan hidung Patrick dan ternyata Patrick sadar bahwa dia sudah menjadi pribadi yang sempura walaupun tidak memiliki hidung.
Hanya sekedar film kartun biasa, tetapi makna yang disampaikan kepada kita sungguh sangat mengena. Sebuah paradigma manusiawi yang menyiratkan betapa gambaran tersebut sangat nyata dalam kehidupan kita. Kita mempunyai keinginan, hasrat, pola pikir yang seolah mengharuskan kita mencapai semua yang kita inginkan dan kita anggap terbaik bagi kita. Kita mengoreksi bentuk fisik kita, menggerutu disana-sini tentang hidung yang kurang mancung, perut yang buncit, badan yang tidak atletis, muka yang tidak kebule bulean, wajah yang tidak cantik, menyesal lahir dari keluarga miskin dan segala tetek bengek lain yang pada ujungnya secara tidak sadar kita menyalahkan Tuhan atas semua kondisi itu.
Selanjutnya bisa dipastikan kita akan berusaha memperbaiki kekurangan kita, dan berdoa (bagi yang terbiasa dan percaya dengan doa). Jika ternyata belum ada hasil kita mulai meningkatkan intensitas doa dengan agak memaksa, memulai doa dengan kata “kenapa...” yang mencerminkan protes dan kekesalan kita kepada Yang Maha Kuasa dan akhirnya semua yang kita jalani dalam pandangan kita tidak ada yang menyenangkan dan penuh dengan kekurangan...(semoga kita bukan termasuk dari golongan yang demikian).
Sesungguhnya banyak hal di sekitar kita yang bisa dijadikan tauladan hidup, tidak perlu dicari dan dicermati secara serius Tuhan sudah menyediakan pembelajaran berlimpah ybagi orang-orang yang sadar dan jeli. Bahkan jika Tuhan mengabulkan semua keinginan kita apakah ada jaminan kita akan menjadi orang yang bersyukur? Ataukah kita akan memulai lagi dengan doa dan keinginan baru yang lebih tinggi lagi, siapkah mental kita dengan dikabulkannya semua yang kita pinta, ataukah kita akan lupa dan terjerumus dengan semua kemudahan yang kita peroleh......
Keluar dari kondisi sulit tidak mudah, tetapi bertahan dari keinginan untuk mengelola kemudahan dan kesenangan jauh lebih sulit....

1 komentar:

suplemen glucogen mengatakan...

postingnya sangat bagus dan sangat bermanfaat, sukses ya.
suplemen glucogen

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons