.....sudah
takdirnya menjadi kaya begini, ya dijalani saja.....
Beginilah ungkapan seseorang yang mungkin sedang putus asa, entah karena
kecewa, hilang harapan, ataupun terbelit masalah yang sangat berat sehingga
sudah tidak ada jalan yang bisa ditempuhnya lagi. Atau sebuah ungkapan ‘protes’
kepada tuhannya atas jalan hidup yang tidak dikehendakinya.
Dalam sebuah perspektif yang mendefinisikan paradigma sederhana kaum
marginal takdir mungkin merupakan rule kehidupan yang harus dijalani walaupun
beberapa kaum modern dan terpelajar seakan menolak interpretasi tersebut. Penolakan
tersebut didasarkan pada definisi takdir yang memang seakan multiinterpretatif,
dalam Al Qur’an disebutkan adanya Lauhul Mahfuz yang jika secara harfiah
diterjemahkan sebagai tablet/lempengan/kitab yang terpelihara. Namun secara
istilah, Lauhul Mahfuz adalah kitab yang berisi seluruh kejadian di alam
semesta mulai dari permulaan zaman sampai akhir zaman.
Menurut versi Lauhul Mahfuz semua yang terjadi sudah ditetapkan,
bagaimana kita dari lahir sampai menuju alam kematian, apa yang terjadi
diantara rentang waktu tersebut, siapa jodoh kita, berapa anak kita, nasib dan
lain sebagainya sudah ada pakemnya dan kita ibarat wayang orang yang ‘manut’
apa kata dalang. Insan yang bertolak dari pengertian tersebut akan tumbuh
menjadi sosok yang taat, penuh keikhlasan dan menjalani apapun dengan ucapan
syukur dan ketabahan manusiawai yang selaras dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
Dalam pengertian lain yang lebih mudah dicerna Takdir terbagi menjadi
dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq. Takdir mubram adalah takdir yang
tidak bisa diubah, sifatnya itu absolut, contohnya pergerakan matahari dan
bulan, bernafasnya manusia dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida, dan sebagainya. Sedangkan takdir mu’allaq adalah takdir yang bisa
diubah, sifatnya relatif, contohnya kekayaan, kecerdasan, dan lain-lain. http://fachrirezakusuma.wordpress.com/
Seakan melengkapi ambiguitas pengertian yang telah tertera dalam Lauhul
Mahfuz dalam kajian ini takdir memberi kebebasan terbatas bagi umat manusia
untuk menjalani kehidupannya dengan aneka pilihan dan varian skenario, Dikatakan
terbatas karena kita bisa memilih sebagian tetapi harus menerima sebagian lain
dengan tidak ada pilihan dan mutlak harus menerima.
Lebih lanjut lihat kupasan ayat dalam Qur’an Ar-Ra’d ayat 11 yang
artinya: …Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka…Takdir juga bisa dipandang dari waktunya, yaitu apa yang disebutkan
dalam rukun iman keenam: Beriman kepada Qada’ dan Qadar. Qada adalah sesuatu
yang sudah ditetapkan dari awal penciptaan alam semesta, sedangkan Qadar adalah
sesuatu yang sudah terjadi.
Banyak pengertian, multi interpretatif, dinamis dan variatif, itulah
mungkin yang dapat kita rangkum berbagai kaidah bertajuk takdir....bukan untuk
dipilih dengan saling menyalahkan ragam paradigma yang terbangun dengan
perbedaan dalam teknis penjalanan kehidupan, tetapi untuk saling melengkapi,
saling mereduksi kesalahpahaman dan memperkaya khasanah ‘doktrinasi’ kita
selama ini terhadap TAKDIR......
1 komentar:
artikelnya bagus dan bermanfaat.
suplemen pelangsing badan
Posting Komentar