Malam yang sangat gerah, panas dan menyebalkan
sangat mengusik kenyamanan dan keinginan untuk beristirahat setelah seharian
menghabiskan waktu di tempat kerja. Bosan duduk lalu mengutak atik phone yang
sedang tenang tanpa pesan atau panggilan, terpaksa kuambil remote dan
kunyalakan televisi. Langsung terpampang iklan peringatan 10 November (Hari Pahlawan).
Baru ingat kalau hari ini tgl 10, pantesan banyak tema kepahlawanan, biasanya
juga tidak pernah disinggung...kalau pas lagi harinya baru pahlawan di ingat, zoom
out dan dipedulikan (walaupun lebih banyak digunakan untuk kepentingan media
juga).
Mencoba menelusuri lorong-lorong otak untuk mengingat mengingat siapa pahlawan favorit, tapi tidak ada yang muncul secara visual sebagus ingatan tentang superhero dan tokoh kartun media televisi. Visualisasi pahlawan hanya muncul sebatas medium hitam putih kucel yang sering terpampang di bingkai lukisan perkantoran, atau sosok lecek yang menghiasi lembaran rupiah dan terselip di saku, sosok pahlawan sama sekali tidak menarik dan terkesan 'kuno'...
Pahlawan merupakan kata abstrak yang terurai
dalam ragam definisi yang terkonstruk dalam sebait makna, sebenarnya konon
pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta phala-wan yang berarti orang yang dari
dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas. Kalau pengertian yang umum
(middle end definisi) pahlawan adalah orang yang kuat, gagah berani, membela
yang lemah dan menumpas kejahatan, mungkin kalau di wujudkan mirip dengan cara
pandang kita terhadap tokoh superhero yang sering ditayangkan di televisi.
Sekilas mirip pengertian antara pahlawan dan
Superhero, bedanya pahlawan sangat manusiawi, bisa mati, banyak kelemahan, dijadikan
topik saat hari pahlawan, superhero sangat dipuja, mendekati sempurna,
divisualkan dengan baik, diperankan oleh tokoh akting ternama sehingga namanya
tetap menggaung dan diidolakan oleh banyak kalangan, baik usia anak-anak maupun
usia lanjut.
Apakah salah ketika orang lebih mengenal tokoh
superhero ketimbang pahlawannya sendiri yang bersimbah darah mempertahankan
kemerdekaan ??? Mungkin tidak, karena layaknya sebuah infotainment sebuah topik
harus selalu digosipkan, diingatkan dan ditayangkan sehingga masyarakat tidak
lupa dan selalu teringat. Pertanyaannya seberapa sering Pahlawan Nasional
diulas di media, dalam setahun, dalam sebulan, dalam seminggu bahkan dalam
sehari, berapa banyak ikon kepahlawanan yang di launching, atribut2, iklan,
merchandise dan hal lain yang selalu mengingatkan kita pada kisah mengagumkan
pahlawan kita ketika merebut kemerdekaan..... bandingkan dengan antusias media
ketika mengulas topik lain, kisah selebriti, atau film superhero Superman atau
Batman misalnya.
Beberapa perusahaan besar sangat menyadari
bahwa proses mengingat produk atau brand atau pencitraan sangat dipengaruhi
oleh kondisi bawah sadar, kondisi bawah sadar akan otomatis terbentuk ketika
kita melihat/mendengarkan /mengucapkan sesuatu secara berulang-ulang. Itulah sebabnya
mengapa bisnis iklan, pencitraan sangat berkembang pesat, dan pengaruhnya luar
biasa. Sebagai contoh saat kita membutuhkan pasta gigi yang terlintas di benak
kita adalah ‘odol’, atau ketika menyebut sepeda motor kita secara tidak sadar terucap
‘honda’....
Bagaimana jika kita mau tetap mengenang
pahlawan, menjadikannya ikon, tauladan, penghargaan tertinggi kita sebagai
generasi penerus......bangsa ini harus meniru bagaimana perusahaan mengiklankan
produknya sehingga dalam jangka waktu tertentu dalam seluruh masyarakat lebih
mengenal dan menghargai pahlawan dengan segala kisahnya ketimbang tokoh
pahlawan impor. Jangan sampai masyarakat lebih mengenal tokoh korupsi daripada peran
pentingnya pahlawan kita.
1 komentar:
artikelnya sangat menarik dan bermanfaat, sukses ya
suplemen pelangsing badan
Posting Komentar