Target Utama, Plan I, Plan II....itulah yang tergambar dari secarik
kertas berisi pemaparan dan deskripsi program kerja untuk jangka waktu setahun.
“Harus ada plan tambahan?” tanyaku dalam hati. Bukankah plan cadangan
menggambarkan ketidakpastian dan keragu-raguan dalam editorial deklarasi suatu
program?. Setelah membaca beberapa referensi ternyata ada satu sisi kebijakan
dalam mengemas sebuah rencana yang menggambarkan kedalaman makro dari definisi
plan atau perencanaan.
Rencana tambahan atau rencana cadangan atau istilahnya alternatif
merupakan bagian sentral dari pengembangan kerangka dan konsep berpikir. Rencana
tunggal memang terkesan meyakinkan dan pemaparannya menggambarkan keyakinan
kita dalam menguasai area kerja kita, tetapi di sisi lain mengedepankan celah
gelap dalam kerangka yang lebih luas lagi. Keyakinan itu terjebak dalam
rangkaian kenyataan bahwa bukan kita satu-satunya decision maker yang bertanggung
jawab dalam semua uraian dan langkah kerja sehingga menghasilkan sebuah hasil
maksimal. Seolah-olah kita melupakan faktor lain yang tidak kalah strategis. Dalam
kenyataannya ada faktor SDM, faktor lingkungan, faktor alam dan perkembangan
kebijakan yang sangat mungkin ‘menjegal’ program yang telah kita targetkan. Progresifitas
alur pemaparan keinginan kita mau tidak mau harus di rem sebelum keluasan
radikal dari sisi teknis memaksa kita mengibarkan bendera putih, dan jalan
keluar untuk antisipasi adalah Plan Darurat/Plan Cadangan/Plan Alternatif.
Alternatif merupakan upaya meretas
jalan ke 2 jika sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi dalam perencanaan
awal, tidak sama bobotnya dengan plan utama tetapi dapat menjadi kartu as bagi
kita. Jika kita mempunyai target 6 point misalnya, plan alternatif kita
sodorkan jika ternyata dalam kenyataannya hanya bisa memenuhi kurang dari
target yang kita canangkan karena kendala yang tidak bisa kita hindari. Misalkan
kita mempunyai 3 unit kerja yang harus melaksanakan plan, ternyata dalam
perjalanannya perusahaan harus mengurangi SDM karena alasan tertentu, atau area
kerja yang harus dikurangi sehingga hanya 2 unit kerja yang dapat melaksanakan
plan awal. Atau ketika rencana kita dapat berjalan ketika dengan target konsumen
tertentu tetapi faktor cuaca mengharuskan kita merevisi jumlah konsumen yang
bisa kita hadirkan.
Di sisi lain plan alternatif menggambarkan kebijakan kita dalam memahami
situasi, bahwa kita membutuhkan team dan harus bisa memahami team ketika team
tidak sanggup bekerja sesuai harapan. Alternatif merupakan ungkapan lain dalam meredakan
ego kita sebagai pembuat keputusan yang seharusnya ditaati apapun yang terjadi,
dengan memberi kesempatan terhadap faktor lain yang lebih kompeten untuk
menghasilkan hasil yang lebih maksimal. Ada baiknya kita siap untuk fokus di
setiap situasi, ketika harus menjalankan rencana cadangan secara otomatis
rencana itulah yang bergeser peran menjadi rencana utama untuk disikapi dengan
kesungguhan hati. Untuk alasan yang lebih profesional saat kita menyodorkan
berbagai plan dari yang utama sampai cadangan, semua harus kita yakini sebagai
faktor sukses untuk mencapai tujuan bersama dan demi kemajuan semua elemen yang
ada dalam unit kerja kita, walaupun bermakna alternatif tetapi tetap mempunyai
fungsi kompetitif.
1 komentar:
artikelnya bagus dan bermanfaat.
suplemen pelangsing badan
Posting Komentar