Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Kamis, 20 Desember 2012

Kapan Lagi...



Dulu waktu masih tinggal di sekitar kampus salah satu rutinitas habis maghrib adalah kongkow bareng mahasiswa di sebuah warung bubur kajang ijo, menyantap cemilan dan berbagai jajanan yang disajikan. Suatu ketika ada kabar menghebohkan mengenai video yang menceritakan suara-suara aneh di bawah tanah yang katanya disinyalir seperti suara siksaan alam kubur, kami semua penasaran dan dibentuklah team pencari/seekers yang bertugas menghadirkan film tersebut untuk ditonton ramai-ramai. Saat yang dinanti2 tiba, salah seorang sukses mengcopynya di computer milik temannya yang masih satu kost kostan. Berombongan kami ke kost tersebut layaknya gerombolan bermotor yang menyantroni target dalam sebuah perumahan. Sesampainya disana kami duduk rapi menunggu penayangannya, dan memang benar-benar menyeramkan apalagi beberapa dari kami mewakili generasi muda yang mengedepankan kebebasan, bebas menentukan jam tidur, bebas tidak mandi, bebeas tidak sholat dan lain-lain.
Alkisah setelah selesai kami pulang dengan tenang tanpa menimbulkan kegaduhan dan kekacauan, kembali ke tempat biasa mangkal sambil meneruskan minum kopi dan cerita ngalor ngidul sampai malam menjelang pagi. Esok harinya di jadwal dan gelombang yang sama pertemuan kembali dilakukan, setelah membahas film kemarin tiba-tiba gelak tawa membuncah, rupanya dari beberapa orang yang ikut rombongan pasca menonton tayangan kemarin mendapat hidayah dan langsung sholat, alasannya sederhana, takut mati dan disiksa seperti di film. Suasana menjadi riuh, yang lain mengejek dan yang mendadak sholat nampak menahan malu karena perubahan yang tiba-tiba dan nampak janggal di mata temannya.
Meskipun efeknya singkat dan timing yang pendek nyatanya kita harus menyadari dan mengakui bahwa kita masih mempunyai ketakutan akut terhadap kematian. Takut disiksa seperti yang selama ini dinubuatkan oleh hampir semua agama terhadap kaumnya yang tidak mengikuti aturan, ketakutan alami yang datang dari hati kecil kita yang secara sadar mafhum bahwa tuannya tidak pernah menjalankan ibadah layaknya umat beragama yang taat. Bagi banyak orang walaupun hati sudah diniatkan dan dorongan perubahan sudah dicanangkan, mental masih belum siap untuk perubahan tersebut. Orang yang terbiasa tidak sholat akan merasa malu terhadap orang si sekitarnya jika tiba-tiba dia rajin ke masjid, pasti ada komentar yang kurang enak, yang tobatlah, lagi tidak sadar lah atau kata-kata yang mungkin memerahkan telinga kita.
Bagaimana kita meyikapinya???? Semua terserah kita, bagi saya semua perubahan memang tidak enak, terkesan sulit merubah kebiasaan, ataupun kita selalu merasa kurang siap dan masih menunggu saat yang tepat. Kalaupun kita masih bimbang yang pasti selama masih ada kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik tetaplah berubah. Mungkin kita perlu media pendukung untuk menguatkan mainstream keyakinan kita, mencari teman yang tepat, media sosial yang membangun, kisah yang menginspirasi, film yang membuka mata kita, yang pasti seperti kata pepatah banyak jalan menuju Roma. Pasti bergelombang dan penuh dengan gejolak (live is never flat), tarik menarik antara hitam dan putih, tuntutan sosial yang terkejut melihat perubahan dan kerikuhan marginal dengan side effect sangat tidak nyaman. Teruslah berusaha, layaknya keyakinan perubahan juga butuh kekuatan dan kemantapan hati.........   

1 komentar:

suplemen pelangsing badan mengatakan...

terima kasih atas infonya sangat bermanfaat.
suplemen pelangsing badan

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons