Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz274NKvLCo

Minggu, 30 Desember 2012

Koperasi, Siapa Mau



Bicara koperasi seharusnya berbincang mengenai aspek perekonomian yang merakyat, telaah tentang perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. Dan seharusnya koperasi menjadi energi vital dalam perkembangan perekonomian dengan berbagai peluang dan kemungkinan pengembangan yang sinergis dengan kesejahteraan bersama. Koperasi seharusnya menjadi antiteory corak liberalisme yang menjadi ancaman bagi perkembangan usaha kecil dan menengah. Menjadi perwakilan nasib jutaan rakyat kecil yang harus tertatih menopang penghidupannya berpacu dengan percepatan modal kalangan atas.
Berbicara tentang koperasi yang maju dan menguasai berbagai sektor perekonomian seperti pungguk merindukan bulan. Tidak banyak yang bisa dilakukan koperasi di dunia bisnis yang serba cepat, dengan pola perubahan yang mendadak, kebijakan yang labil dan kerasnya roda persaingan. Koperasi bagaikan kakek tua yang tertatih dan berjalan di tempat, berjuang untuk tetap berdiri dan berjalan stabil. Padalah mata rantai koperasi menyebar di segala penjuru negeri ini, bak kaki2 gurita yang seharusnya mencengkeram kuat sendi perekonomian. Fakta di lapangan mempunyai beberapa perkiraan sebagai berikut:
1.      Visi & Misi
Tidak jelasnya misi yang diemban oleh koperasi dan unit yang menaunginya sebagai dampak dari tidak adanya ketegasan dalam keseriusan pengembangan misi utama koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Instansi terkait nampaknya lupa cita-cita mulia founding father koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia, sebagai unit kerakyatan yang mempunyai nilai industri strategis yang menyangkut kepentingan keamanan dan hajat hidup orang banyak
2.      Otonomi
Keberadaan koperasi yang sekedar menumpang dalam sebuah mata rantai internal sebuah instansi seolah hanya menjadi konspirasi sekunder dengan sekat keterbatasan dengan kepatuhan struktural. Akibatnya koperasi dan orang-orang yang terlibat aktif di dalamnya hanya memerankan fungsi pelaksana kebijakan, penggugur kewajiban dan tidak terlibat dalam segi teknis kebijakan untuk lebih mengakomodir perkembangan perekonomian terkini. Sementara yang berdiri sendiri dengan organisasi yang lebih bebas dengan keterbatasan pengetahuan dan pendidikan koperasi sangat lemah kewenangannya untuk melakukan intervensi dan tidak dapat berbicara banyak untuk menegakkan  sendi2 koperasi, akhirnya mereka hanya memanfaatkan nama koperasi hanya sebatas papan nama ataupun berubah fungsi menjadi unit peminjaman saja yang seolah terlepas dari prinsip-prinsip perkoperasian.
3.      Profesionalisme
Tidak banyaknya individu yang mengelola koperasi dengan alasan ekonomi mengakibatkan koperasi tidak mempunyai banyak pilihan, tidak selektif dalam menjaring anggota yang dijadikan tulang punggung roda perkoperasian. Akibatnya bisa ditebak, koperasi hanya berjalan di jalan buntu, keterbatasan SDM mengharuskan koperasi hanya memanfaatkan sumber daya yang ada, geliat profesionalisme dalam koperasi hanya sebatas mimpi, terhenti di debat kusir sebuah perhelatan wacana yang bertajuk seminar.
4.      Kepercayaan Publik
Dampak yang lebih luas dari faktor diatas dapat kita lihat kondisi koperasi sekarang, berita di media banyak menceritakan sakitnya kondisi koperasi, matinya sebuah koperasi dan korupnya pengurus yang berkecimpung di koperasi. Tidak bisa disalahkan jika masyarakat hanya bisa terdiam ketika diajak bicara koperasi, krisis kepercayaan semakin memperburuk kesehatan sebuah unit ekonomi rakyat yang berjudul koperasi. Hanya cibiran, pandangan sebelah mata yang melengkapi opini publik terhadap keberadaan sebuah koperasi, seakan koperasi hanya menjadi unit usaha nomor sekian, kehadirannya hanya sebagai pelengkap dalan kancah perekonomian, sebagai x faktor yang menjanjikan kucuran dana dari pemerintah.

Itulah gambaran koperasi, konklusinya sederhana, dengan kondisi sekarang koperasi tidak akan bisa maju, hidup segan mati tak mau. Dibutuhkan motivator ulung untuk menghidupkan kembali jiwa koperasi, diperlukan semangat muda dan profesionalisme tanpa batas untuk membangkitkan koperasi. Bukan ini yang diinginkan Bung Hatta, tetapi inilah serpihan dari fakta nyata koperasi......

1 komentar:

suplemen pelangsing badan mengatakan...

terima kasih atas infonya sangat bermanfaat.
suplemen pelangsing badan

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons