Kadang saat iseng mampir di kepalaku berbagai fakta dalam serpihan pertanyaan
mengembang dan terus berkelanjutan layaknya keping kuku dalam jari tangan dan
kaki yang terus tumbuh tanpa kenal lelah. Ketika kita melakukan kegiatan kita
sebagai seorang manusia yang mengisi perannya dalam lelakon kehidupan ini. Benarkah
yang kita lakukan sekarang??? Dengan segala sifat kemanusiaan kita, keinginan
kita dan ego sentris yang menghiasi peradaban manusia apakah kita merupakan
makhluk berakal dan berbudi saat berusaha bertahan dalam derasnya alur
kehidupan ini???
Apakah kita benar-benar meyakini bahwa kebaikan kita akan menghasilkan
sesuatu yang lebih bermakna, dengan atau tanpa embel-embel kebenaran yang
menjadi masterpiece dari sejarah panjang peradaban manusia??? Saat kita harus
menyalahkan orang lain, ketika posisi sebagai atasan mengaruskan kita menghukum
bahkan memecat bawahan yang kita anggap bersalah atas pekerjaannya. Benarkah kita
saat harus memutuskan ikatan persahabatan atas nama kekhilafan dan keresahan
emosi...itukah kita yang mengabaikan tadahan tangan anak-anak kecil di
perempatan lampu merah, memejamkan mata kepada pengemis tua yang membutuhkan
uluran tangan kita, mnulikan telinga ketika bocah gelandangan menangis
kelaparan, memejamkan mata melihat bapak tua renta berdiri berdesakan dalam
sebuah angkutan umum???
Memang benar itulah diri kita yang sesungguhnya, atas nama keterpaksaan
banyak hal sepele yang kita abaikan, atas nama kebutuhan kita singkirkan gerai
kemanusiaan diantara gerombolan sosok kumuh yang mengais rejeki di jalanan. Demi
kebutuhan keluarga kecil kita dan demi prestasi kerja kita mengumbar kemarahan,
menghancurkan harapan hidup insan marginal.kadang hanya demi sekeping recehan
mengatasnamakan agama dan Tuhan untuk berkelit dari kewajiban amal. Kita tutupi
denting kesalahan dan kebodohan dengan ibadah, kita poles muka dengan
keramahan, kita latih ujung bibir kita supaya orang melihat kita sosok yang
simpatik.
Yakinkah kita bahwa kita adalah orang yang baik???? Hanya dengan tampilan
rapi, tutur kata sopan, rajin badah, dan segala tindak tanduk manusiawi yang
kita tampilkan sebagai pencitraan positif. Seberapa kuat keyakinan kita akan
rezeki halal yang kita bawa pulang setiap hari, makanan yang kita suapkan
kepada anak kita, pakaian yang kita kenakan pada pasangan kita dan buah tangan
yang kita hadiahkan kepada orang tua kita Apakah sinyal provider ilahiah kita
selalu ‘on’ sehingga doa dan ibadah kita sukses terkirim kepada Yang Maha
Mengetahui, tidak terhalang krodit dan low bat karena celah gelap kesalahan yang
kita timbulkan setiap saat??? (Hanya sebagai evaluasi dan alarm pribadi,
oleh-oleh renungan menjelang kiamat prediksi suku Maya...)
2 komentar:
postingnya sangat bagus dan sangat bermanfaat, sukses ya.
suplemen glucogen
terima kasih atas infonya sangat bermanfaat.
suplemen pelangsing badan
Posting Komentar